Advertisement

Pendaki Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Ditemukan Meninggal Dunia, Netizen Brasil Salahkan Indonesia

25 June 2025 11:49 WIB

thumbnail-article

Alam gunung rinjani Sumber: Lonely Planet.

Penulis: Salsabila Farenza

Editor: Indra Dwi

Pendaki wanita asal Brasil, JDSP (27), yang sempat mengalami insiden terjatuh di Gunung Rinjani, telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada Selasa, 24 Juni 2025. 

Jenazah korban ditemukan pada kedalaman sekitar 600 meter. 

Kronologi Jatuhnya Korban dan Rangkaian Proses Evakuasi

Pendaki wanita asal Brasil, yang dikenal dengan inisial JDSP (27), mengalami kecelakaan tragis saat mendaki Gunung Rinjani pada tanggal 21 Juni 2025. 

Bersama dengan lima wisatawan lain, ia memulai perjalanan dari pintu pendakian Sembalun. 

Ketika berada di area Cemara Tunggal, JDSP mulai merasa kelelahan. Pemandu wisata yang mendampingi merekomendasikan agar ia beristirahat. Sementara itu, lima wisatawan lainnya melanjutkan perjalanan menuju puncak.

Setelah beberapa waktu, ketika kelompok tersebut menunggu di puncak, mereka menyadari bahwa JDSP tidak kunjung menyusul. 

Pemandu kemudian kembali ke lokasi tempat JDSP beristirahat, namun ia tidak ditemui di sana. Hal ini menimbulkan kecurigaan, sehingga pencarian pun segera dilakukan.

Setelah dilakukan pencarian, terlihat cahaya senter sekitar 200 meter ke arah danau. 

"Saat melakukan pencarian, pemandu tersebut melihat cahaya senter korban di bawah tebing dengan kedalaman sekitar 200 meter ke arah danau. Sehingga guide merasa curiga bahwa cahaya senter tersebut adalah milik korban, kemudian langsung menghubungi petugas untuk dilakukan evakuasi," Ujar Kepala Seksi Humas Polres Lombok Timur, AKP Nikolas Osman, dikutip dari CNN Indonesia.

Pada pukul 09:50 WITA, pencarian oleh tim SAR gabugan resmi dimulai, tetapi upaya pertama gagal menjangkau korban. 

Pencarian dilanjutkan pada Minggu, 22 Juni 2025 menggunakan drone. Namun, cuaca berkabut menghambat proses pencarian korban. 

Korban berhasil ditemukan pada Senin, 23 Juni 2026, bergeser dari titik awal korban terjatuh. Korban ditemukan pada jarak kurang lebih 500 meter.

Kepala Kantor SAR Mataram Muhammad Hariyadi menyatakan bahwa korban ditemukan dalam kondisi tak bergerak berdasarkan pantauan drone. 

Namun demikian, proses evakuasi terkendala oleh cuaca dan medan yang ekstrem. 

Pada Selasa, 24 Juni 2025, Badan SAR Nasional (Basarnas) mengerahkan Basarnas Special Group untuk membantu proses evakuasi korban.

Pada tanggal 24 Juni 2025, sekitar pukul 18:00 WITA, seorang anggota tim SAR, Khafid Hasyadi, berhasil menjangkau JDSP. Ia ditemukan di jurang dengan kedalaman sekitar 600 meter. Momen ini menandai titik akhir pencarian yang panjang dan melelahkan.

Setelah berhasil sampai di lokasi JDSP, dilakukan pemeriksaan pendahuluan untuk memastikan kondisi jenazah. Sayangnya, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan pada tubuh korban. 

Jenazah akan dievakuasi menggunakan helikopter ke RS Bhayangkara Polda NTB. 

Netizen Brasil Geram, Ramai Serbu Akun IG Prabowo

Insiden ini menyita perhatian publik, tidak hanya dalam negeri, tetapi juga di luar negeri, khususnya di Brasil.

Netizen brasil ramai menyalahkan Indonesia atas kematian salah satu warganya. Mereka mengkritik proses evakuasi yang lambat.

Keluarga Juliana melalui akun instagram @resgatejulianamarins aktif memberikan informasi terkait evakuasi dan desakan terhadap pemerintah Indonesia untuk mengevakuasi Juliana melalui unggahannya. 

Warganet Brasil juga ramai-ramai menyerbu akun Instagram Presiden Prabowo Subianto, meminta agar menyelamatkan Juliana.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER

Advertisement
Advertisement