21 September 2022 20:09 WIB
Penulis: Ani Mardatila
Editor: Akbar Wijaya
Dunia digerakan dan dipengaruhi oleh hal-hal kecil, tak terkecuali semut.
“Menghitung semut itu enggak susah kok,” tulis Mike Wong dan kawan-kawannya di laman The Conversation.
Mike dan kawan-kawannya penasaran dengan total semut di seluruh dunia, dan akhirnya mereka pun berhasil melakukan penelitian menghitung semut itu yang kemudian diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences pekan ini.
Lantas, gimana sih cara Mike dan kawan-kawannya menghitung jumlah semut di dunia ini? Para ilmuwan ini mengatakan mereka menganalisa hampir 500 studi populasi semut di semua benua dan jenis habitatnya.
Benua dan habitat tersebut mencakup hutan, gurun, padang rumput, dan kota. Para ilmuwan semut itu, menggunakan metode standar untuk mengumpulkan dan menghitung semut, seperti membuat perangkap jebakan serta sampel seresah daun.
Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi sampel pengambilan semut. Semut diambil di daerah hutan hujan dataran rendah Pulau Seram dan Sumatra.
Hasilnya, jumlah seluruhnya yaitu sekitar sekitar 20 kuadriliun semut. Itu 20 ribu juta juta, atau dalam bentuk numerik, 20.000.000.000.000.000 (20 dengan 15 nol).
Kalau ditimbang jumlah tersebut setara dengan 12 juta ton karbon kering. Itu melebihi total massa gabungan semua burung liar dan mamalia liar di dunia. Juga, sama dengan sekitar seperlima dari total berat manusia.
Karbon membentuk sekitar setengah dari berat kering semut. Jika berat elemen tubuh lainnya dimasukkan, massa total semut dunia akan lebih tinggi lagi.
Penelitian ini juga menemukan bahwa semut ternyata nggak menyebar merata di berbagai belahan bumi. Mereka cenderung senang di daerah tropis. Jadi jangan heran, kalau kamu meninggalkan makanan sebentar langsung didatangi semut.
Semut sangat melimpah di hutan juga di daerah gersang. Tapi jumlahnya semakin menyusut di habitat buatan manusia.
Mike dan kawan-kawan mengakui kalau temuan mereka ini jelas kurang lengkap. Soalnya penelitian cuma terbatas di lapisan tanah, tapi belum sampai ke pohon maupun bawah tanah.
EO Wilson berkata: "Hal-hal kecil yang menjalankan dunia."
Idiom itu cocok sekali untuk menggambarkan keberadaan semut di dunia.
Para peneliti ini menyampaikan, memperkirakan jumlah dan massa semut di seluruh dunia ini memberikan dasar penting guna memantau populasi semut di tengah perubahan lingkungan yang mencemaskan.
“Semut tentu memainkan peran yang sangat sentral di hampir setiap ekosistem terestrial,” kata ahli entomologi Patrick Schultheiss dari Universitas Würzburg di Jerman dan Universitas Hong Kong, penulis utama studi semut itu.
Selain itu semut ternyata juga memiliki manfaat penting untuk membantu para petani.
“Mereka sangat penting untuk siklus nutrisi, proses dekomposisi, penyebaran benih tanaman dan gangguan tanah. Semut juga merupakan kelompok serangga yang sangat beragam, dengan spesies yang berbeda memenuhi berbagai fungsi. Tetapi yang terpenting, kelimpahannya yang tinggi membuat mereka menjadi pemain kunci ekologis,” lanjut Schultheiss.
Kehadiran semut dan interaksinya dengan organisme lain juga turut menyeimbangkan ekosistem. Misalnya, beberapa burung mengandalkan semut untuk mengusir mangsanya.
“Beberapa semut memang bisa sangat mengganggu, tapi itu perspektif yang sangat berpusat pada manusia,” kata Schultheiss.
KOMENTAR
Latest Comment