Pidato Lengkap Anies Saat Deklarasi Bacapres-Bacawapres: Kita Hargai yang Tak Berada di Koalisi, di Sini Bukan Soal Bagi-Bagi

3 September 2023 08:09 WIB

Narasi TV

Calon presiden Partai NasDem Anies Baswedan dengan Ketum DPP Partai Demokrat AHY. ANTARA/HO Demokrat

Penulis: Jay Akbar

Editor: Akbar Wijaya

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirobbilalamin Sayyidina wa habibina wa Maulana Muhammad.

Yang saya muliakan, yang saya hormati, yang kita cintai, yang kita teladani para kiai, para alim ulama, para habaib, para gus, para ning, khususnya yang hadir dari jauh ini Kiai Cholil As'ad Syamsul Arifin.

Yang saya hormati para pimpinan partai koalisi baik yang hadir langsung di sini maupun yang memantau mengikuti dari Jakarta. Yang saya hormati Ketua Umum Partai Nasdem Bapak Haji Surya Paloh, Wakil Ketua Umum Bapak Ahmad Ali, Sekjen Bapak Haji Hermawi Taslim, dan juga seluruh fraksi.

Yang saya hormati juga anggota baru koalisi perubahan Ketua Umum partai PKB dan sekaligus calon wakil presiden Republik Indonesia Bapak Haji Abdul Muhaimin Iskandar, wakil ketua umum Pak Jazilul dan Bapak Muhammad Hanif Dhakiri, Pak Sekjen Pak Hasanuddin, dan seluruh jajaran dan fraksi PKB.

Yang mengikuti dari Jakarta anggota partai koalisi perubahan Ketua Majelis Syuro dan jajaran PKS Habib Salim Segaf Al Jufri, Presiden PKS Bapak Ahmad Syaikhu dan seluruh jajaran, dan Bapak Sekjen Habib Abu Bakar al Habsyi, dan seluruh keluarga besar di seluruh Indonesia.

Serta yang kami muliakan seluruh keluarga besar pejuang PKB yang berkumpul di tempat ini. Ibu Muhaimin yang saya hormati dan seluruh keluarga besar.

Alhamdulillah yang tadi sudah disampaikan oleh Bapak Surya Paloh bahwa koalisi ini dibangun dengan sebuah niat baik. Koalisi ini dibangun dengan cita-cita mulia. Koalisi ini dibangun bukan sekedar untuk mendapatkan mencari kekuasaan, ada sebuah tanggung jawab moral untuk republik ini menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

Itulah cita-cita awal dan sama. Gus Imin ketika saya ketemu dengan Surya Paloh kira-kira ya begitu sekarang atau tidak. Tanggalnya 2 Oktober sekarang.

[Tanggal] tiga itu pengumumannya, tanggal 2 Oktober kira-kira jam segini jam 03.30 sore saya lagi di jalan tol di Bekasi habis hadir resepsi ditelepon yang telepon Kakak Willy [Aditya] mana Kakak Willy di sini? "Kak, lagi di mana? Di Bekasi. Bisa ke DPP? Bisa ke DPP.

Dipikir mau ajak ngopi sore, ngopi sore, ketika datang seluruh keluarga besar DPP sudah ada wajahnya nampak berbeda semua, enggak tahu apa yang terjadi.

Begitu masuk ruangan kita ngobrol berdua dan Bang Surya bilang kita akan deklarasikan besok apakah anda siap? Apakah anda siap besok?  Saya bilang, Bang bila ini niat baik, Bismillah tawakaillaulah. Jadi Cak Imin your the second victim, hahaha.

Tapi Bang Surya mengerjakan ini semua adalah bukan untuk dirinya, bukan untuk partainya, bukan untuk keluarganya, tapi dikerjakan untuk bangsanya yang dia cintai, untuk negerinya yang dia cintai.

Dia tidak mengambil dia tidak mengundang sekedar bicara tentang yang dekat pribadi, bukan. Ini adalah satu cita-cita mulia karena itu saya rasa kita semua yang berkumpul di sini kita semua pegang betul nilai ini bahwa ini dimulai dengan niat ikhlas dimulai dengan tujuan mulia dimulai dengan cara yang benar dijalankan dengan cara yang baik yang Insya Allah ini akan dibukakan takdirnya untuk keberhasilan.

Lalu bulan Agustus peristiwa itu berulang lagi. Cak Imin sama-sama kita sekarang dan hari ini ketika kemudian diputuskan untuk tanggal 2 September dipilih sebuah tempat yang punya sejarah yang luar biasa di Hotel Yamato 19 September 1945.

Ini peristiwa penting ini karena di sini terjadi perobekan bendera dan kemudian menjadi merah putih 19 September. 22 Oktober resolusi jihad dimunculkan dan 10 November tempat ini menjadi sejarah anak-anak muda republik ini bertarung mengusir kolonialisme.

Pilihan tempat ini ada pilihan yang luar biasa karena ini mengirimkan pesan bahwa di Surabaya ini di tempat kita berada sekarang ini di sinilah anak muda memilih untuk tak hanya menonton ketika sekelompok kaum intelektual di Jakarta memilih merdeka anak-anak muda di tempat ini berani menyatakan saya hibahkan nyawa saya untuk republik yang merdeka.

Sebuah keputusan luar biasa dan keberanian itu kemudian menular Insya Allah ini menandai juga kita ambil nyali itu karena nyali itulah yang menjadi bekal untuk menghadapi ikhtiar perubahan ini.

Katanya pemimpin itu pemimpi plus "N". N-nya apa? Nyali, dan tempat ini memberikan nyali.

Dan secara kebetulan orang tua orang tua kita berasal dari Surabaya. Tadi cerita Gus Imin Kyai Bisri Syamsuri di sini, kakek Saya AR Baswedan lahirnya di sini di Ampel dan kawasan ini dulu adalah kawasan mereka tempat tinggal. Wes wayahe, bolo dewe, turu awet enom.

Kemudian ke depan tantangan kita besar jika tadi kita berkisah tentang menggulung kolonialisme maka tugas kita hari ini adalah menggelar kesejahteraan. Tugas kita memastikan perubahan ini berjalan terus dan kita ingin tiap hari menjadi lebih baik tiap tahun menjadi lebih baik.

78 tahun perjalanan republik ini tiap 5 tahun kita berhenti sejenak menentukan etapel 5 tahun berikutnya menentukan kepada siapa kita titipkan amanah ke arah mana kita ambil perjalanan ini.

Tiap 5 tahun sekali kita ambil jeda karena itu pemilu, pilpres bukan sekedar soal melanjutkan dan tidak melanjutkan tapi tentang menunaikan janji kemerdekaan untuk seluruh rakyat Indonesia.

Dan ini juga yang membuat kita semua merasa bersyukur bahwa terbentuk sebuah koalisi yang didasari dengan niat baik itu dan Alhamdulillah dengan bergabungnya bersama PKB rasanya koalisi ini akan bergerak lebih cepat, lebih besar, lebih mantap dari semua.

PKB menjadi sebuah penguat mengisi rongga-rongga yang selama ini belum terisi. Membawa warna-warna yang selama ini belum ada. Memberikan kepada kita perspektif-perspektif baru, Insya Allah koalisi ini akan memadukan ideologi nasionalis ideologi religius menjadi sebuah kekuatan bersama kekuatan masyarakat kota kekuatan masyarakat desa kekuatan masyarakat Jawa kekuatan masyarakat di berbagai seluruh berbagai wilayah Indonesia.

Ini adalah sebuah ikhtiar bersama dan saya sendiri saya pribadi seperti diceritakan oleh Gus Imin tadi bukan kenal barusan, kenalnya sudah lama, kita kalau dihitung tahun barangkali lebih dari 30 tahun karena di tahun 90-an itu kita sama-sama di Jogja, sama-sama kuliah di Gajah Mada saya ekonomi beliau Fisip berseberangan berjajar kampusnya berbeda parkirannya. Di ekonomi lebih banyak mobil daripada di FISIP waktu itu hahaha tapi katanya di FISIP lebih banyak mobil hari ini sekarang. Tempat parkirnya agak beda dulu itu, tapi kita semua berteman.

Dan saya ingin sampaikan bahwa Gus Imin ini adalah seorang atau seorang pribadi yang memiliki rekam jejak aktivisme yang bisa menginspirasi setiap orang yang hari ini bekerja bergerak dalam organisasi.

Seperti disampaikan oleh Bang Surya tadi seorang organisatoris ulung yang rekam jejaknya panjang bukan dadakan.

Beliau dimulai dari panjang mulai dari di Jogja aktivis PMI, Ketua PMII, KNPI, Lkis, DPR, wakil ketua DPR, menteri, wakil ketua MPR, posisi apalagi yang belum pernah didudukinya? Jadi bukan nikmat apalagi yang kau dustakan, posisi apalagi yang belum pernah didudukinya? Insya Allah wakil presiden Republik Indonesia.

Dan begini memimpin sebuah partai sejak 2005 perlu stamina yang luar biasa, perlu ketekunan kerja keras, konsistensi untuk bisa memimpin selama 18 tahun dan yang dipimpin kalau ketemu dengan jajaran PKB ngobrol ketemunya adalah generasi-generasi baru generasi-generasi yang memiliki semangat aktivisme yang luar biasa, walaupun tadi dia bilang karena baru maka ada senior, ada senior, ada senior, ada senior, ada senior tetapi yang junior itu berani ambil keputusan. Hahaha.

Kira-kira gini lebih baik minta maaf daripada minta izin. Itu hanya orang yang punya rekam jejak yang panjang. Tapi itu menunjukkan apa, kenapa berani saya sempat sadar, kenapa berani? kenapa berani?

Kita semua lihat ketika kita menyaksikan seseorang memiliki keberanian karena dia memiliki keyakinan bahwa yang dikerjakan adalah kebenaran, bahwa yang dikerjakan adalah kebaikan, bahwa yang dikerjakan bukan tentang dirinya tapi tentang bagaimana Indonesia lebih baik.

Bagaimana Indonesia lebih maju, bagaimana Indonesia lebih makmur karena itu bisa dipertanggungjawabkan pada siapapun yang bertanya atas apa yang diputuskan pada malam hari ini oleh ketua umum PKB.

Ini adalah sebuah keberanian yang Insya Allah kita semua sama-sama bawa sebagai bekal karena ketika berharap ke depannya Insyaallah koalisi ini makin solid, makin kuat, kita hargai yang memutuskan untuk tidak berada dalam Koalisi Perubahan, kita hormati itu, sambil kita mengatakan bahwa kita bergerak di sini bukan soal bagi-bagi, kita bergerak di sini soal bagaimana Indonesia lebih baik.

Kita bergerak di sini dengan niat yang tulus dan ini yang selalu disampaikan kalau bertemu dengan Bang Surya hampir selalu bicara soal satu kata yang selalu dapat digunakan kata "ikhlas", kata "ikhlas", kata "tulus" hampir selalu digunakan dan ini adalah pesan menurut saya bagi kita semua kita berada di sebuah tempat di mana perjuangan itu dilakukan dan jadi legenda.

Kita berharap hari ini kita bukan saja mengerti sejarah mengapa di Hotel Yamato ini terjadi peristiwa 19 September bukan hanya mengerti sejarah, mengapa terjadi resolusi jihad 22 Oktober, bukan hanya mengerti sejarah tentang peristiwa 10 November tapi kita berada di tempat ini untuk membuat sejarah baru bagi Indonesia.

Dan Izinkan saya mengajak kepada semua seluruh keluarga besar partai koalisi dan seluruh keluarga besar barisan relawan dan pendukung mari kita melangkah dengan lebih mantap mari melangkah dengan lebih bersemangat dan tentu lebih cepat dan lebih luas jangkauannya.

Perjuangan ini membutuhkan kedisiplinan, membutuhkan militansi, membutuhkan kepemimpinan karena itu kita mengajak kepada semua mari kita gunakan cara-cara baik bersama dengan orang-orang baik untuk menjemput kebaikan bagi republik ini.

Jalan ke depan mungkin tidak landai tapi memang begitulah perjalanan ke puncak kalau mau mengikuti jalan yang landai maka dia tidak mengantarkan kita ke puncak kalau jalan ke puncak pasti mendaki, jalan mendaki pasti melelahkan tapi perjalanan ke puncak itulah yang akan membuat kita bisa menggaungkan pesan kebaikan untuk seluruh Indonesia.

Insya Allah perjalanan yang mendaki ini tidak terasa berat tapi terasa ringan. Dengan apa? dengan doa dari ibu-ibu kita, dengan doa dari para Kyai alim ulama, dengan  doa para pemimpin-pemimpin agama yang ada di seluruh Indonesia, mereka membukakan pintu-pintu langit untuk ikhtiar baik ini dibukakan jalannya oleh Allah subhanahu wa ta'ala dan nantinya kita bisa sama-sama menjemput takdir untuk Indonesia yang lebih baik.

Insya Allah kita semua yang berada di tempat ini menjadi saksi dan insya Allah kita semua yang berada di tempat ini akan menggaungkan perjuangan ini ke seluruh penjuru Indonesia. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala terus mengirimkan pertolongannya kepada kita, terus memberikan Ridhonya kepada kita, memberikan lindungannya kepada kita, dan insya Allah pada akhirnya kemenangan diantarkan kepada kita semua di sini.

Terima kasih Insya Allah Gus Imin  kita jalan bersama-sama, kita jalan bergandengan tangan, kita tengok ke depan, dan kita tengok dengan bukan hanya percaya diri tapi karena kita yakin bahwa yang sedang kita ikhtiarkan adalah sebuah kebaikan untuk semua.

Gus Imin saya merasa bersyukur siang hari ini bisa bersama-sama dan Insya Allah perjalanan mendaki kita daki sama-sama hingga sampai di puncak nanti.

Terima kasih kepada semua yang telah terlibat. Sebagian besar yang terlibat tidak pernah terlihat di depan panggung banyak yang terlibat di belakang panggung.

Memang yang pegang yang berada di podium, pegang microphone itu hanya 3 orang hari ini tiga orang, tiga orang. Tapi sesungguhnya yang paling menentukan adalah yang menyalahkan lampunya yang menyalahkan amplifier-nya kalau mereka mematikan selesai perhelatan ini, siapa itu? orang-orang belakang layar yang selama ini bekerja dengan ikhlas dengan tulus, Insya Allah dicatat sebagai amal sholeh semua yang terlibat.

Demikian dari kami kurang lebih mohon dimaafkan. Wallahul muwaffiq ila aqwamit thariq, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh [Tepuk tangan].

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR