Profil 3 Perusahaan Produsen MinyaKita yang Terlibat Skandal Sunat Takaran

11 Mar 2025 17:06 WIB

thumbnail-article

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Lenteng Agung, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (8/3/2025). (ANTARA/Harianto)

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Nuha Khairunnisa

Temuan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terkait minyak goreng merek MinyaKita di Pasar Jaya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, mengungkap adanya kecurangan serius terkait ukuran isi yang tidak sesuai dengan label kemasan.

Dalam inspeksi yang dilakukan pada Sabtu (8/3/2025), teridentifikasi bahwa produk yang seharusnya berisi 1 liter, hanya terisi antara 750 hingga 800 mililiter. Praktik ini dinilai merugikan konsumen dan mengundang reaksi tegas dari pemerintah.

"Ini merupakan pelanggaran serius. Minyakita kemasan yang seharusnya berisi 1 liter ternyata hanya memiliki volume 750 hingga 800 mililiter," kata Amran.

Mentan menegaskan bahwa tindakan menyunat takaran tersebut termasuk pelanggaran hukum. Ia meminta agar produsen yang diduga terlibat segera diproses secara hukum.

Selain soal takaran yang tak sesuai, Amran juga menjumpai harga MinyaKita yang melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah yakni Rp15.700 per liter.

Berdasarkan penyelidikan, ditemukan tiga produsen MinyaKita yang menyunat takaran minyak goreng yang dijual di pasaran. Ketiganya adalah PT Artha Eka Global Asia, di Depok, Jawa Barat, Koperasi Produsen UMKM Kelompok Terpadu Nusantara di Kudus, Jawa Tengah, dan PT Tunas Agro Indolestari di Tangerang, Jawa Barat.

Berikut profil singkat masing-masing perusahaan.

PT Artha Eka Global Asia

PT Artha Eka Global Asia (AEGA) adalah perusahaan yang berbasis di Depok, Jawa Barat, dan dikenal sebagai pelaku dalam perdagangan domestik serta internasional.

AEGA telah mengantongi izin resmi untuk memproduksi minyak goreng dan terdaftar sebagai produsen resmi di Kementerian Hukum dan HAM.

Kualitas produk yang diproduksi oleh AEGA, khususnya MinyaKita, langsung diperiksa setelah temuan pelanggaran. Mereka kedapatan menjual produk MinyaKita dengan isi yang tidak sesuai, yaitu hanya 700-900 mililiter dalam kemasan yang tertera 1 liter.

AEGA belum memberikan pernyataan yang jelas setelah terungkapnya skandal ini. Namun, pihak berwenang tengah mempersiapkan tindakan hukum, termasuk penyitaan barang bukti.

Koperasi Produsen UMKM Kelompok Terpadu Nusantara

Koperasi Produsen UMKM Kelompok Terpadu Nusantara (KTN) yang terletak di Kudus, Jawa Tengah, teridentifikasi sebagai salah satu produsen MinyaKita yang melakukan pelanggaran.

Koperasi ini didirikan dengan tujuan untuk mendorong kualitas produk dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. KTN telah berperan dalam distribusi minyak goreng dengan harapan memberikan solusi bagi masyarakat.

Namun, skandal yang melibatkan persentase takaran MinyaKita yang tidak sesuai telah mempengaruhi reputasi koperasi ini secara signifikan. Masyarakat yang mengandalkan produk buatan lokal kini meragukan integritas KTN.

Dampak jangka panjang dari skandal ini berpotensi mengubah perilaku konsumsi di daerah sekitar dan dapat memengaruhi kepercayaan konsumen terhadap produk-produk koperasi.

PT Tunas Agro Indolestari

PT Tunas Agro Indolestari yang berlokasi di Tangerang, Banten, juga ikut terlibat dalam skandal pengisian minyak goreng MinyaKita. Perusahaan ini dikenal memproduksi berbagai merek minyak goreng, termasuk Fetta dan Bulan Sabit.

Temuan awal menunjukkan bahwa produk mereka, yang terkemas dalam pouch 2 liter, juga tidak memenuhi standar yang disyaratkan.

Setelah adanya pemanggilan dari pihak berwenang, PT Tunas Agro Indolestari sedang menjalani proses penyelidikan lebih lanjut, termasuk penyitaan produk dan audit internal.

Di sisi lain, perusahaan menghadapi risiko kehilangan kepercayaan dari pelanggan dan mitra bisnis akibat tindakan mereka yang merugikan konsumen.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER