Indonesia Airlines (INA) adalah maskapai penerbangan baru yang akan segera beroperasi di Indonesia, menawarkan layanan penerbangan dengan konsep premium.
Dengan misi menghadirkan pengalaman penerbangan yang mewah, Indonesia Airlines direncanakan akan mengudara dengan melayani penerbangan internasional.
Kendati demikian, maskapai ini rupanya belum mengantongi izin pendirian maupun izin operasional dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Hingga saat ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan belum menerima pengajuan perizinan ataupun permohonan terkait pendirian dan operasional perusahaan angkutan udara niaga berjadwal tersebut," kata Plt Kepala Bagian Kerja Sama Internasional, Humas, dan Umum Ditjen Hubud, Mokhammad Khusnu dalam keterangannya, Senin (10/3/2025).
Sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 35 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara, setiap maskapai yang akan menjalankan kegiatan angkutan udara niaga berjadwal di Indonesia harus memiliki Sertifikat Standar Angkutan Udara Niaga Berjadwal dan Sertifikat Operator Pesawat Udara/Air Operator Certificate (AOC).
Dalam rilis resminya, disebutkan bahwa Indonesia Airlines merupakan bagian dari Calypte Holding Pte. Ltd., sebuah perusahaan yang berkantor pusat di Singapura dan memiliki fokus di sektor energi, penerbangan, dan pertanian. Chief Executive Officer (CEO) perusahaan ini bernama Iskandar, seorang pengusaha asal Aceh.
Profil Iskandar
Latar belakang dan pendidikan
Iskandar lahir pada 7 April 1983 di Bireuen, Aceh. Ia menyelesaikan pendidikan tingginya di Universitas Syiah Kuala (USK) di Banda Aceh. Pendidikan yang diterimanya membekali Iskandar dengan pengetahuan dan keterampilan penting yang kelak bermanfaat dalam perjalanan kariernya.
Setelah menyelesaikan pendidikan, Iskandar memulai kariernya di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias. Di sana, ia terlibat dalam proyek-proyek pemulihan pasca-tsunami yang memberi kontribusi besar bagi masyarakat Aceh yang terdampak.
Perjalanan karier
Pada tahun 2006, Iskandar bergabung dengan PT PLN (Persero) dan bekerja di sektor energi hingga 2009. Ia kemudian menjelajahi dunia perbankan dan asuransi, di mana ia banyak belajar mengenai aspek finansial dan bisnis.
Menjadi semakin tertarik dengan sektor energi, Iskandar memutuskan untuk keluar dari perbankan pada tahun 2015 untuk mengembangkan proyek kelistrikan. Meskipun mengalami tantangan di awal karier bisnisnya, ia tetap bertekad untuk sukses di bidang ini.
Pada tahun 2022, Iskandar dan mitra dari Singapura mendirikan Calypte Holding Pte. Ltd., yang beroperasi di tiga sektor utama, yaitu energi terbarukan, pertanian, dan aviasi. Perusahaan ini menjadi titik awal bagi ambisi Iskandar untuk memasuki industri penerbangan.
Pendirian Indonesia Airlines
Indonesia Airlines diciptakan dengan visi untuk menghadirkan pengalaman penerbangan yang menggabungkan kemewahan perjalanan jet pribadi dan kenyamanan penerbangan komersial. Misi maskapai ini adalah memberikan layanan premium kepada penumpang yang ingin merasakan pengalaman terbang yang berbeda.
Maskapai ini akan berbasis di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dengan fokus pelayanan penerbangan internasional. Iskandar menyatakan bahwa layanan akan ditujukan untuk menciptakan pengalaman yang tidak tertandingi bagi penumpang.
Pada tahap awal operasional, Indonesia Airlines berencana untuk mengoperasikan 20 pesawat, yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu 10 unit pesawat berbadan ramping dan 10 unit pesawat berbadan lebar. Pesawat yang akan dioperasikan termasuk Airbus A321neo atau A321LR, Airbus A350-900 dan Boeing 787-9.
Dengan mengusung layanan premium, Indonesia Airlines ingin menarik minat penumpang kelas atas yang menginginkan pengalaman perjalanan yang lebih eksklusif. Iskandar berambisi membawa standar layanan setara dengan jet pribadi ke dalam penerbangan komersial.
Untuk mendukung strategi ini, Iskandar merekrut sejumlah profesional berpengalaman dari maskapai ternama di dunia, seperti Singapore Airlines dan Emirates. Tim manajemen dan operasional ini diharapkan dapat memberikan layanan terbaik kepada pelanggan.
Indonesia Airlines memiliki rencana jangka panjang untuk berkembang dalam pasar penerbangan internasional, dengan target untuk melayani banyak rute ke 30 negara dalam lima tahun pertama.