Profil Jeffrey Sachs: Ekonom Ternama Asal AS yang Kini Jadi Anggota Dewan Penasihat Danantara

26 Mar 2025 05:05 WIB

thumbnail-article

Foto Jeffrey Sachs pada 2016. (Foto: REUTERS/Max Rossi)

Penulis: Rizal Amril

Editor: Rizal Amril

Ekonom asal Amerika Serikat, Jeffrey Sachs, masuk dalam susunan Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Keputusan ini diumumkan oleh CEO Danantara Rosan Roeslani pada 24 Maret 2025.

Selain Sachs, terdapat sejumlah tokoh asing yang masuk dalam struktur kepengurusan Danantara, seperti Ray Dalio, Helman Sitohang, F. Chapman Taylor, dan Thaksin Shinawatra.

Dalam konferensi pers pada Senin, Rosan menyatakan bahwa proses penunjukkan anggota Dewan Penasihat Danantara tak mudah dilakukan.

"Ini tim yang melalui proses seleksi yang ketat," katanya.

Sachs dikenal sebagai ahli ekonomi yang berpengaruh, terutama dalam kebijakan pembangunan berkelanjutan. Pengalamannya yang luas dalam membantu negara-negara menghadapi tantangan ekonomi menjadikannya pilihan yang tepat untuk posisi ini.

Sachs sendiri dikenal sebagai ekonom dengan keahlian di bidang international finance dan inflasi.

Namanya mencuat, terutama, ketika ia menjadi penasihat untuk International Monetary Fund (IMF), World Bank, dan Organisasi untuk Kerja sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Lantas, bagaimana sepak terjang ekonom AS satu ini?

Profil Jeffrey Sachs sang ekonomo

Jeffrey Davis Sachs merupakan ekonom AS kelahiran Detroit, Michigan, pada 5 November 1954.

Ia dinekal sebagai ekonom, penulis, akademisi terkemuka dengan fokus pada topik pembangunan berkelanjutan.

Sebagai akademisi, riwayat pendidikan Sachs memang mentereng. Masing-masing gelar BA, MA, dan PhD bidang ekonomi ia dapatkan dari Harvard University.

Dengan riwayat pendidikannya itu, pada usia 26 tahun, Sachs bahkan telah menjadi profesor tetap di Harvard.

Setelah waktunya di Harvard, Sachs bergabung dengan Columbia University sebagai Direktur Center for Sustainable Development. Di sini, ia memimpin penelitian dan proyek yang bertujuan mengatasi tantangan pembangunan global.

Selain menjadi akademisi bidang ekonomi global, Sachs juga merupakan penasihat ekonomi untuk berbagai negara dan lembaga internasional, termasuk Indonesia pasca-krisis 1998.

Sejak 2002 hingga 2006, Sachs menjadi penasihat Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan untuk UN Millennium Project.

Proyek PBB tersebut kemudian melahirkan inisiatif Millenium Development Goals (MDGs) PBB untuk mengurangi tingkat kemiskinan, kelaparan, penyakit, degradasi iklim, dan diskriminasi terhadap perempuan.

Selain pernah menjadi bagian dari proyek MDGs PBB, Sachs juga pernah menjabat beberapa jabatan lain, seperti Presiden Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan PBB, Wakil Ketua Dewan Insinyur untuk Transisi Energi, Komisioner Komisi Pita Lebar PBB untuk Pembangunan, dan Avokat SDGs untuk Sekjen PBB Antonio Guterres.

Sebagai akademisi, Sachs juga terkenal aktif mempublikasikan karya tulis.

Ia merupakan penulis dari tiga buku laris, yakni The End of Poverty (2005), Common Wealth: Economics for a Crowded Planet (2008), dan The Price of Civilization (2011).

Pemikirannya di bidang ekonomi juga membawanya meraih berbagai penghargaan, seperti Penghargaan Tang dalam Pembangunan Berkelanjutan pada 2022 lalu dan Penghargaan Blue Planet pada 2015.

Hal tersebut membuat Sachs memiliki 42 gelar doktor kehormatan dari berbagai universitas dan lembaga di dunia.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER