Profil Paus Fransiskus yang Meninggal pada Hari Senin Paskah

21 Apr 2025 17:47 WIB

thumbnail-article

Paus Fransiskus. (ANTARA/Anadolu) .

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Nuha Khairunnisa

Vatikan mengabarkan wafatnya pemimpin tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus pada Senin (21/4/2025), bertepatan dengan Hari Senin Paskah. Sri Paus meninggal dunia di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan, dalam usia 88 tahun.

Kabar duka ini diumumkan oleh Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo dari Apostolic Chamber, yang menyampaikan bahwa Paus Fransiskus telah "kembali ke rumah Bapa" sekitar pukul 07.35 pagi waktu setempat.

Sehari sebelumnya, tepatnya pada misa Paskah di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Paus Fransiskus sempat menyapa jemaat dari atas kursi rodanya. Diketahui, Paus Fransiskus baru saja dipulangkan dari rumah sakit pada 23 Maret setelah dirawat lebih dari satu bulan karena pneumonia yang dieritanya.

Paus Fransiskus adalah soosk Paus yang dikenal progresif dan vokal terkait berbagai isu sosial, terutama nasib kaum tertindas dan terpinggirkan. Dalam salah satu pesan terakhirnya, Paus pertama yang berasal dari Amerika Latin ini mendorong diberlakukannya gencatan senjata di Gaza.    

Berikut profil Paus Fransiskus. 

Profil Paus Fransiskus

Paus Fransiskus lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, Argentina, pada tanggal 17 Desember 1936. Ia adalah anak sulung dari lima bersaudara dalam keluarga imigran Italia. Ibunya Regina Sivori dan ayahnya Mario Bergoglio berkontribusi besar dalam membentuk pandangan hidup dan iman Bergoglio sejak kecil.

Setelah menamatkan pendidikan sebagai teknisi kimia, Bergoglio memilih untuk melanjutkan kehidupan religius dengan memasuki seminari tinggi di Villa Devoto. Ia kemudian ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1969. Bergoglio juga menempuh pendidikan di bidang humaniora dan teologi di Chili sebelum kembali ke Argentina untuk melanjutkan studi di bidang filsafat.

Keluarga Bergoglio memiliki hubungan yang erat, terutama dengan neneknya yang berasal dari Italia, yang sangat mempengaruhi iman dan jalur hidupnya. Pengalaman masa kecilnya dan kedekatannya dengan agama membawanya kepada perjalanan panjang menuju kepemimpinan gerejawi.

Masa kepemimpinan Paus Fransiskus

Paus Fransiskus terpilih sebagai Paus ke-266 pada 13 Maret 2013, menjadikannya paus pertama dari Amerika Latin dan paus pertama dari ordo Jesuit dalam sejarah Gereja Katolik. Pemilihannya dianggap sebagai tanda perubahan dalam kepemimpinan Gereja yang lebih terbuka dan bersahaja.

Selama masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus diketahui sangat peduli terhadap isu-isu keadilan sosial. Ia mempromosikan inklusi sosial dan sering kali menyoroti nasib kaum miskin dan terpinggirkan dalam khotbah-khotbahnya. Pendekatan dan pernyataannya banyak menggugah kesadaran global mengenai ketimpangan sosial.

Paus Fransiskus juga dikenal karena reformasi yang ia lakukan dalam Vatikan, termasuk dalam penanganan skandal seksual yang membelit gereja. Ia menekankan pada transparansi dan akuntabilitas, serta berupaya untuk memperbaiki reputasi Gereja melalui tindakan nyata. Reformasi yang ia mulai mencakup pengurangan birokrasi dan pemberantasan korupsi di dalam lembaga-lembaga gereja.

Kondisi kesehatan

Selama beberapa tahun terakhir, Paus Fransiskus mengalami berbagai masalah kesehatan, termasuk infeksi paru-paru dan pneumonia. Ia pernah dirawat di Agostino Gemelli Polyclinic Hospital sebelum akhirnya kembali ke Casa Santa Marta untuk pemulihan. Sejak 1957, ia telah menjalani operasi untuk mengangkat sebagian paru-paru kanannya.

Kematian Paus Fransiskus diumumkan dengan pernyataan penuh haru dari Kardinal Farrell. Respone dari masyarakat global, termasuk pemimpin agama dan negara, datang sebagai penghormatan atas dedikasi hidupnya dalam pelayanan. Banyak yang mengenang Paus sebagai sosok yang rendah hati dan berkomitmen pada pesan perdamaian dan keadilan.

Paus Fransiskus meninggal pada Hari Senin Paskah, sebuah momen yang sangat bermakna dalam tradisi Katolik, menandai simbol yang kuat mengenai kehidupan dan pengorbanannya.

Warisan dan pengaruh

Masa kepemimpinan Paus Fransiskus tidak lepas dari kontroversi. Pendekatannya yang progresif dalam berbagai isu, seperti lingkungan hidup dan hak asasi manusia, tak jarang memicu kritik dari kalangan konservatif. Namun, ia tetap berfokus pada misinya untuk mengubah wajah Gereja menjadi lebih inklusif.

Paus Fransiskus dikenal sebagai suara bagi lingkungan hidup, menekankan pentingnya tindakan konkret terhadap perubahan iklim. Dalam banyak kesempatan, ia mengkritik sistem ekonomi global yang tidak adil dan mendorong pemerintah untuk mengambil langkah lebih bahagia dalam melindungi yang tidak berdaya.

Sebagai penutup kepemimpinannya yang penuh makna, banyak yang berharap agar pengaruh dan warisan Paus Fransiskus akan terus menginspirasi generasi penerus untuk memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER