Ketika memasuki bulan Zulhijah, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, salah satu yang dianjurkan adalah puasa Dzulhijjah.
Hal tersebut dikarenakan bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam.
Pada bulan tersebut, terdapat dua hal penting, yaitu pelaksanaan ibadah haji dan Hari Raya Iduladha.
Puasa Dzulhijjah sendiri merupakan puasa sunah yang dikerjakan mulai dari tanggal 1 hingga 9 Zulhijah.
Dalam pelaksanaan sembilan hari puasa Zulhijah tersebut, puasa hari kedelapan dinamai puasa tarwiyah, sementara puasa kesembilan dinamai puasa Arafah.
Untuk penjelasan lebih lengkapnya, berikut adalah niat, tata cara pelaksanaan dan juga keutamaan puasa Dzulhijjah.
Niat puasa Dzulhijjah
Sebagaimana ibadah lainnya, umat Islam yang melaksanakan puasa Zulhijah diwajibkan untuk melafalkan niat sebelum atau ketika melakukan puasa.
Berikut adalah niat yang dapat dilafalkan ketika hendak mengerjakan puasa Zulhijah:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma syahri dzulhijjah sunnatan lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’âlâ.”
Tata cara puasa Dzulhijjah
Tata cara puasa Zulhijah sama dengan puasa-puasa pada umumnya, baik puasa sunah maupun wajib di bulan Ramadan.
Hal yang membedakan dari tata cara pelaksanaan puasa Zulhijah dari puasa lainnya adalah niat yang berbeda.
Berikut tata cara puasa Zulhijah yang dapat dikerjakan selama sembilan hari pertama bulan Zulhijah:
1. Niat
Karena puasa Dzulhijjah masuk kategori puasa sunah, maka setiap muslim yang terlupa membaca niat pada malam hari, diperbolehkan membacanya pada siang hari sampai sebelum tergelincirnya matahari di waktu Zuhur.
Hal tersebut boleh dilakukan selama belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa ketika lupa melafalkan niatnya.
2. Sahur
Sahur merupakan salah satu keutamaan yang dianjurkan sebelum melaksanakan puasa Zulhijah.
Akan tetapi, apabila sahur tidak dilakukan karena beberapa hal seperti terlupa dan terlewat, puasa yang kerjakan tetap dianggap sah selama tidak melakukan hal yang membatalkannya.
3. Menjauhi hal yang membatalkan puasa
Saat menjalankan puasa Zulhijah, semua muslim diharuskan menjauhi dan menghindari hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum, atau melakukan hubungan seksual.
Selain itu, umat muslim yang mengerjakan puasa sunah Zulhijah juga dianjurkan menjauhi aktivitas yang berpotensi mengurangi pahala ibadah puasa.
4. Menyegerakan waktu berbuka puasa
Apabila sudah memasuki waktu berbuka, muslim yang mengerjakan puasa Zulhijah dianjurkan menyegerakan berbuka.
Hal tersebut diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari.
Dalam hadis tersebut, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا أَقْبَلَ اللَّيْلُ مِنْ هَا هُنَا ، وَأَدْبَرَ النَّهَارُ مِنْ هَا هُنَا ، وَغَرَبَتِ الشَّمْسُ ، فَقَدْ أَفْطَرَ الصَّائِمُ
Artinya: “Jika malam menjelang di sini dan siang pergi di sini, dan matahari terbenam, maka orang yang berpuasa hendaknya berbuka.” (HR. Bukhari).
Keutamaan puasa Dzulhijjah
Melansir dari NU Online, anjuran melaksanakan ibadah puasa Zulhijah bukan tanpa sebab.
Selain menjadi salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah Swt., puasa Zulhijah juga memiliki keutamaan sebagai berikut.
1. Allah akan melipatkan pahalanya
Keutamaan yang pertama adalah barang siapa yang menjalankan puasa Zulhijah atau ibadah sunah lainnya di waktu puasa Zulhijah, akan mendapatkan pelipatan pahala.
Pelipatan pahala tersebut akan lebih besar dibandingkan pada waktu lainnya karena Allah Swt. menyukai waktu tersebut.
Penjelasan tersebut merujuk pada hadis Nabi Muhammad saw. yang berbunyi:
مَا مِنْ أيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهَا أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِيْ أَياَّمُ اْلعُشْرِ قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ! وَلَا الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ؟ قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ إلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهُ فَلَمْ يَرْجِعُ مِنْ ذَلِكَ شَيْءٌ
Artinya: “Diriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah Swt., daripada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Zulhijah. Para sahabat bertanya: Ya Rasulallah, walaupun jihad di jalan Allah? Rasulullah bersabda: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya atau menjadi syahid.” (HR. Bukhari).
2. Dapat menghapus dosa
Berpuasa pada bulan Zulhijah, terutama pada tanggal 9, dapat menghapus dosa selama dua tahun, yakni satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.
Hal tersebut dijelaskan oleh Rasulullah saw. dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, Muslim, dan Abu Daud.
Dalam hadis tersebut, Rasulullah saw. bersabda:
صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً وَصَوْمُ عَاشُوْرَاَء يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً
Artinya: “Puasa hari Arafah menebus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang dan puasa Asyura (10 Muharam) menebus dosa setahun yang telah lewat.” (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Daud dari Abi Qotadah).
3. Dijauhkan dari siksa api neraka
Keutaman puasa Zuhijah selanjutnya adalah Allah akan memberikan pembebasan bagi hamba-Nya yang menjalankan sunah ibadah puasa Zulhijah.
Hal tersebut merujuk pada hadis Nabi Muhammad saw. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Dalam hadis tersebut, Rasulullah saw. bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ؟
Artinya: "Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?" (HR. Muslim).