Pulau Derawan: Potongan Surga Bahari yang Punya Beragam Tantangan

30 Apr 2025 12:31 WIB

thumbnail-article

Penulis: Advertorial

Editor: Advertorial

Dikelilingi laut biru dan kekayaan hayati bahari, Pulau Derawan di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, tampak seperti potongan surga. Namun, di balik keindahannya, desa wisata ini masih bergulat dengan berbagai persoalan krusial, seperti abrasi, keterbatasan air bersih, hingga ancaman stunting pada balita. 

Derawan tak sekadar pulau wisata, tapi juga rumah bagi lebih dari 1.500 jiwa yang hidup berdampingan dengan alam dan segudang tantangannya. Dengan luas daratan 43 hektare, Pulau Derawan terasa kian terbatas seiring dengan pertambahan penduduknya. Rumah-rumah di sana berdiri berhimpitan tanpa ruang terbuka hijau. Halaman rumah nyaris tak ada yang ditanami tanaman pangan. Abrasi pantai pun terus menggerus bibir pulau, menjadi tanda bahwa alam di sana butuh perhatian serius.

Selain itu, keberadaan sumur yang terlalu dekat dengan tangki limbah (septic tank) meningkatkan risiko penyebaran penyakit di Derawan. Terbatasnya jamban sehat dan teknologi pengolahan air minum bersih kian menambah tantangan sehari-hari penduduknya.

Pergeseran mata pencaharian yang belum optimal

Dulu, nelayan menjadi tulang punggung ekonomi Pulau Derawan. Namun, kini mayoritas penduduk Derawan beralih pekerjaan ke sektor pariwisata. Perubahan ini bukan terjadi tanpa sebab: musim kini berubah drastis, terumbu karang rusak, dan pencemaran menyebabkan populasi ikan menurun. 

Pariwisata menjadi harapan baru, tetapi masih rapuh. Strategi pemasaran pariwisata di Derawan belum konsisten, dan pengembangan ekowisata yang berkelanjutan belum sepenuhnya optimal. Kondisi tersebut tentu harus diatasi segera, untuk mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan masyarakat di Derawan.

Tantangan Sosial: Pendidikan Rendah hingga Stunting 

Minimnya fasilitas pendidikan di Derawan memperbesar kesenjangan akses belajar generasi muda di sana, terutama karena belum ada sekolah setingkat SMA di pulau ini. Ada ratusan orang di Derawan tercatat belum pernah mengenyam pendidikan formal. Di sisi lain, masalah gizi juga jadi perhatian. Rentannya balita di sana menderita stunting mencerminkan betapa pentingnya peningkatan literasi kesehatan dan penguatan pola asuh yang lebih baik.

Melihat potensi besar yang dimiliki Derawan, Bakti BCA menjadikan daerah ini sebagai salah satu destinasi tujuan program Genera-Z Berbakti. Melalui program ini, berbagai inisiatif diharapkan bisa berjalan; mulai dari edukasi keuangan, pelestarian penyu dan terumbu karang, pengembangan UMKM, hingga pengelolaan sampah dan peningkatan sanitasi lingkungan.

Genera-Z Berbakti adalah sebuah program pengabdian masyarakat untuk memberikan inovasi solusi terbaik untuk kebaikan desa yang berkesinambungan. Derawan merupakan salah satu dari beberapa desa bakti terpilih di program ini. 

Genera-Z Berbakti membuka pendaftaran proposal ide inovasi untuk seluruh mahasiswa di Indonesia di situs resmi bca.id/generazberbakti hingga 2 Mei 2025. Proposal terbaik akan dinilai oleh para panelis, yaitu Najwa Shihab, Nicholas Saputra, dan Prof Yohanes Surya. Kelompok terpilih akan mendapatkan pendanaan, bimbingan, dan bootcamp sebelum terjun langsung menjalankan inovasinya dalam bentuk pengabdian masyarakat pada Juli 2025.

 

Topik:

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER