Ramai-ramai Pakai AI Ubah Foto Jadi ala Ghibli: Seniman Mengamuk, Keamanan Digital di Ujung Tanduk

9 Apr 2025 13:47 WIB

thumbnail-article

Animator dan sutradara pendiri Studio Ghibli Hayao Miyazaki saat menerima penghargaan kehormatan dari Oscar. (IMDb)

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Nuha Khairunnisa

Selama beberapa bulan terakhir, banyak pengguna media sosial terkesima dengan tren baru yang memungkinkan mereka mengubah foto biasa menjadi gambar animasi menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Teknologi seperti ChatGPT telah mempermudah proses ini, memungkinkan siapa saja untuk mendapatkan hasil yang menyerupai karya ikonik Studio Ghibli dengan cepat dan tanpa keahlian teknis.

Tren ini sempat viral saat momen Lebaran; banyak orang ingin memperlihatkan foto kebersamaan dalam kemasan yang lebih menarik dan menggemaskan.

Di samping minat yang tinggi untuk menjajal tren ini, respons keras datang dari komunitas seni dan pihak-pihak yang mengkhawatirkan soal privasi dari penggunaan AI. Meski proses dan hasilnya terasa menyenangkan, terdapat berbagai masalah yang tidak bisa diabaikan dari penggunaan AI untuk mengubah foto menjadi bentuk animasi.

Risiko keamanan data dan privasi

Di tengah keseruan tren ini, terdapat risiko keamanan data yang perlu diperhatikan. Mengunggah foto pribadi untuk diubah menjadi animasi dapat mengekspos data sensitif yang berpotensi disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Menurut Kaspersky, yang merupakan perusahaan keamanan siber ternama, bahkan foto potret biasa pun memiliki risiko tinggi karena mengandung informasi pribadi yang dapat dipakai untuk menyamar di media sosial.

Lebih jauh lagi, ada risiko kebocoran informasi yang lebih luas. Data yang diunggah dapat bocor ke publik atau bahkan dijual di dark web. Akun pengguna juga dapat menjadi sasaran peretasan, khususnya jika kredensial mereka lemah atau perangkat yang digunakan terinfeksi malware. Fenomena ini menunjukkan bahwa pengguna perlu sangat berhati-hati dalam berbagi konten pribadi melalui layanan AI.

Dampak terhadap seniman dan animator

Dampak paling signifikan dari tren ini dirasakan oleh individu di sektor kreatif, khususnya para seniman dan animator. Kemunculan teknologi AI yang dengan mudahnya meniru gaya animasi dipandang sebagai ancaman terhadap pekerjaan mereka. Proses kreativitas yang telah dikerjakan selama bertahun-tahun kini dapat direplikasi oleh AI dalam hitungan detik, sehingga mengurangi nilai seni yang dihasilkan secara manual—setidaknya di mata para awam.

Hayao Miyazaki, animator legendaris di balik film-film Studio Ghibli, pernah menyatakan pandangannya terkait AI dalam dunia animasi yang merupakan sebuah "penghinaan", yang secara garis besar menggambarkan kepedihan para profesional di bidang ini.

Regulasi dan isu hak cipta

Di tengah kebangkitan tren ini, perdebatan mengenai regulasi dan isu hak cipta semakin mendesak untuk dibahas. Para ahli hukum berpendapat bahwa penggunaan karya-karya yang menjadi dasar bagi pelatihan AI perlu mendapatkan perhatian khusus. Beberapa kebijakan yang berlaku saat ini mungkin tidak cukup untuk melindungi hak cipta para seniman, sehingga perlu adanya regulasi baru yang dapat menyeimbangkan antara inovasi teknologi dan perlindungan kreatifitas.

Di Jepang, misalnya, peraturan saat ini memberikan kelonggaran yang memungkinkan pemanfaatan konten berhak cipta untuk tujuan analisis dan pengembangan AI tanpa izin dari pemegang hak cipta. Namun, kondisi ini bisa menimbulkan kebingungan antar pengguna dan pencipta, yang berpotensi memunculkan konflik di masa depan. Regulasi yang bersifat proaktif akan sangat penting untuk menyelaraskan kemajuan teknologi dengan hak-hak intelektual para seniman.

Tren mengubah foto menjadi animasi dengan teknologi AI memiliki implikasi luas yang melampaui sekadar hiburan. Di satu sisi, ia menciptakan peluang baru untuk eksplorasi kreatif. Di sisi lain, dampaknya tidak bisa dipandang sebelah mata terhadap keamanan data, hak cipta, dan masa depan profesi seniman dan animator. Oleh karena itu, pemangku kepentingan perlu bersama-sama membahas regulasi yang tepat untuk menjaga keseimbangan antara teknologi dan seni.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER