Rekomendasi 5 Novel tentang Pemerintahan Otoriter yang Harus Dibaca Minimal Sekali Seumur Hidup

21 Mar 2025 15:40 WIB

thumbnail-article

Rekomendasi novel tentang pemerintahan otoriter.

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Nuha Khairunnisa

Bacaan fiksi seperti novel kerap kali menjadi medium yang efektif untuk menggambarkan realitas sehari-hari, termasuk yang berkaitan dengan situasi politik di suatu wilayah.

Baik yang memiliki keterkaitan langsung dengan sejarah sungguhan atau murni rekaan belaka, beberapa novel di bawah ini menyinggung soal sistem pemerintahan otoriter, yang patut dibaca untuk menambah pengetahuan dan referensi.

Melalui karakter dan plot yang kuat, pembaca diajak untuk menyelami kehidupan di bawah sistem otoriter, serta memahami pentingnya menjaga nilai-nilai kebebasan dan demokrasi.

Berikut rekomendasinya.

1. Laut Bercerita

Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori menggambarkan pengalaman kelam Indonesia di pengujung era Orde Baru.

Mengisahkan hilangnya sejumlah aktivis era Reformasi, novel ini membawakan perspektif seorang mahasiswa yang menyaksikan langsung dampak dari pemerintah otoriter.

Melalui narasi yang menyentuh, pembaca diajak untuk menggugah kesadaran akan sejarah buruk yang pernah terjadi di negeri tercinta.

Novel ini bukan hanya sekadar karya fiksi, tetapi sebuah panggilan untuk tidak melupakan sejarah kelam yang pernah menggerogoti kebebasan individu di masa lalu.

2. Animal Farm

Dalam novel Animal Farm karya George Orwell, simbolisme yang kuat digunakan untuk mengilustrasikan transisi dari revolusi menuju tirani.

Dengan latar belakang peternakan hewan yang berjuang untuk membebaskan diri dari penguasa manusia, cerita ini menggambarkan bagaimana idealisme yang mulia dapat berubah menjadi sistem otoriter.

Keberadaan karakter-karakter hewan yang mencerminkan sifat-sifat manusia menunjukkan bahwa tanpa pengawasan dan kebebasan, kekuasaan dapat dengan mudah disalahgunakan.

Pelajaran tentang kekuasaan dan ketidakadilan terpancar jelas dalam narasi ini, menjadi pengingat akan bahaya sistem otoriter yang menghancurkan prinsip-prinsip dasar demokrasi.

3. 1984

Masih karya George Orwell, novel 1984 membawa pembaca masuk ke dunia totaliter di bawah pengawasan Big Brother.

Novel ini menggambarkan kehidupan Winston Smith, seorang individu yang terperangkap dalam sistem otoriter yang mencekik. Dua elemen utama pengendalian pemerintah, yaitu manipulasi informasi dan pengawasan, menggarisbawahi ancaman nyata terhadap kebebasan individu.

Novel ini dapat dilihat sebagai peringatan yang tajam bahwa patriotisme buta dan kepatuhan kepada pemerintah tanpa pertanyaan bisa mengakibatkan hilangnya kebebasan. Melalui gambaran yang gelap ini, pembaca diingatkan akan pentingnya mempertahankan nilai-nilai demokrasi dari sistem otoriter.

4. The Handmaid's Tale

Margaret Atwood menulis The Handmaid's Tale sebagai kritik tajam terhadap penindasan perempuan di bawah pemerintahan otoriter yang berideologi.

Dalam novel ini, hak-hak perempuan sepenuhnya dihapuskan, dan mereka hanya dianggap sebagai alat reproduksi bagi kelas penguasa.

Perspektif perempuan dalam situasi ini mencerminkan bagaimana pemerintah otoriter dapat menggunakan agama dan ideologi untuk melegitimasi tindakan tiran.

Cerita ini menggambarkan betapa mudahnya hak asasi manusia dapat tergadaikan dalam pemerintahan otoriter, serta pentingnya mempertahankan dan melindungi hak-hak semua individu, terlepas dari gender.

5. Fahrenheit 451

Ray Bradbury melalui novel Fahrenheit 451 mengeksplorasi tema penindasan literatur dan pemikiran bebas dalam dunia yang dikuasai oleh pemerintah otoriter.

Dalam dunia ini, buku-buku dibakar, dan individu-individu terjebak dalam kebodohan akibat pengendalian informasi.

Seiring dengan perjalanan Guy Montag, pembaca dibawa untuk memahami bagaimana apatisme terhadap informasi dan budaya dapat mengarah pada hilangnya kebebasan. Novel ini menggambarkan bahaya sistem otoriter yang tidak memberikan ruang bagi kebebasan berpikir dan keterbukaan.

Rekomendasi lima novel tentang otoritarianisme ini menawarkan wawasan berharga mengenai bahaya dari sistem otoriter dan pentingnya mempertahankan kebebasan individual.

Melalui cerita yang kuat, pembaca diajak untuk merenungkan kembali nilai-nilai demokrasi dan berbisik pada diri sendiri bahwa ketidakadilan dan penindasan tidak boleh ditoleransi.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER