Joko Anwar dikenal sebagai salah satu sutradara dan penulis film paling berbakat di Indonesia. Karya-karyanya sering kali mengangkat isu sosial yang konkret dan psikologis yang mendalam.
Melalui film-filmnya, ia mengeksplorasi tema-tema yang berkaitan dengan realitas kehidupan masyarakat, dengan perhatian khusus pada tantangan dan konflik yang dialami individu dan kelompok.
Joko Anwar secara konsisten memperlihatkan kemampuan menghadirkan narasi yang kuat dalam berbagai genre, termasuk horor, drama, hingga thriller.
Film-film Karya Joko Anwar
Janji Joni (2005)
Janji Joni menjadi film debut Joko Anwar yang dirilis pada tahun 2005. Mengisahkan seorang pengantar roll film di bioskop yang menghadapi berbagai tantangan dan hambatan.
Cerita ini lebih ceria dan optimis dibandingkan dengan karya-karyanya yang berikutnya, sekaligus memperkenalkan gaya penulisan Joko yang lugas dan emosional.
Berkisah tentang Joni (Nicholas Saputra) seorang pengantar roll film yang memiliki tugas untuk mengantarkan roll film dengan tepat waktu. Namun di perjalanan banyak kejadian yang menghadang dan membuat tugas sederhana Joni itu menjadi sebuah petualangan.
Pintu Terlarang (2009)
Sejak film keduanya, Joko Anwar mulai beralih ke tema yang lebih gelap. Pintu Terlarang adalah film thriller psikologis yang mengisahkan seorang pematung yang terjebak dalam dendam dan rahasia kelam.
Film ini menerima pujian luas berkat atmosfer yang mencekam serta kedalaman narasinya. Elemen supranatural yang dilibatkan menambah ketegangan, menunjukkan evolusi Joko dalam menyampaikan cerita yang kompleks.
Film ini didukung oleh nama besar Fachry Albar, Marsha Timothy, dan Ario Bayu. Menceritakan kisah seorang pematung sukses bernama Gambir yang hidup dibalik sebuah rahasia. Dalam patung-patung perempuan hamil yang dia buat, ada janin. Hingga akhirnya Gambir menemukan sebuah pintu di balik lemari yang tidak boleh dibuka oleh istrinya, Talyda.
Modus Anomali (2012)
Modus Anomali merupakan langkah selanjutnya dalam perubahan tema dan pendekatan sinematik Joko. Sebagai film survival-thriller, ia membawa penonton mengikuti kisah seorang pria bernama John Evans (Rio Dewanto) yang terjebak dalam hutan tanpa ingatan jelas.
Dalam keadaan bingung dia pun menyadari adanya situasi yang aneh dan dia pun berusaha bertahan hidup dengan berbagai petunjuk yang tersebar di hutan. Tanpa diduga sebuah rahasia pun terungkap.
Keterbatasan dialog dalam film ini memperkuat suasana mencekam sekaligus memaksakan penonton untuk berimajinasi dan memahami situasi yang dihadapi karakter. Film Modus Anomali pun berhasil meraih Bucheon Award dengan label Asia Teror Cotta.
A Copy of My Mind (2015)
A Copy of My Mind menunjukkan kemampuan Joko Anwar dalam menampilkan kisah yang lebih humanis sambil tetap menyentuh isu sosial.
Cerita yang berfokus pada seorang terapis salon dan penerjemah film bajakan ini memperlihatkan kontradiksi dalam kehidupan masyarakat urban. Sari (Tara Basro) selalu bermimpi memiliki home theater tetapi karena situasi sulit dia hanya membeli DVD bajakan. Dia pun bertemu dengan Alex (Chicco Jerikho) dan menjalin hubungan asmara. Namun, kisah asmara mereka menjadi kisah yang pelik ketika keduanya terlibat kasus yang melibatkan politikus.
Film ini tidak hanya meraih sukses di dalam negeri tetapi juga diputar di festival internasional, termasuk Venice Film Festival.
Pengabdi Setan (2017)
Pengabdi Setan merupakan film terlaris Joko Anwar yang mencapai 4,2 juta penonton. Film dengan genre horor yang membuat nama Joko Anwar dikenal oleh masyarakat Indonesia, bukan hanya di kalangan sineas.
Film ini mengisahkan Rini (Tara Basro) dan ketiga adiknya yang mengalami teror setelah ibunya meninggal secara misterius. Kematian ini pun mengantar pada sebuah rahasia kelam masa lalu kedua orang tuanya.
Pengabdi Setan menjadi film paling sukses di Indonesia dan luar negeri pada masa itu. Film itu melanglang buana ke berbagai festival film di berbagai dunia, seperti Overlook Film Festival, Cine Apocalypse, Popcorn Frights Film Festival, hingga Toronto Film Festival dengan judul internasional, Satan Slaves.
Perempuan Tanah Jahanam (2019)
Perempuan Tanah Jahanam atau Impetigore adalah salah satu karya terbaik Joko Anwar yang menggabungkan elemen horor dan folklore Indonesia.
Film ini menceritakan kisah seorang wanita yang pulang kampung dan menghadapi masa lalu kelam keluarganya.
Dengan pengakuan di ajang Oscar sebagai perwakilan Indonesia, film ini menjadi bukti kekuatan karya Joko di panggung dunia dan kemampuannya untuk menarik perhatian secara internasional.
Gundala (2019)
Gundala merupakan film superhero garapan Joko Anwar yang berada di bawah Jagat Sinema Bumilangit, rumah produksi yang berkomitmen untuk konsisten meluncurkan film-film superhero asli Indonesia.
Menceritakan kisah Sancaka (Abimana Aryasatya) yang mendapatkan kekuatan superhero setelah tersambar petir. Dengan kekuatannya dia mencoba melawan penjahat bernama Pengkor (Bront Palarae). Film ini diangkat dari komik karya Hasmi dengan judul 'Gundala Putra Petir'.
Pengepungan di Bukit Duri (2025)
Pengepungan di Bukit Duri adalah film terbaru Joko Anwar yang dijadwalkan tayang pada 17 April 2025. Film ini menjanjikan nuansa thriller sosial yang kelam dengan latar belakang sekolah yang bermasalah.
Mengisahkan seorang guru yang menyusup ke sekolah untuk mencari keponakannya yang hilang, film ini membawa penonton menyelami tema kekerasan remaja dan ketegangan urban yang mendesak.
Film ini dilaporkan akan menyajikan gambaran yang jujur terkait tantangan yang dihadapi oleh generasi muda di tengah kekacauan sosial dan pendidikan. Joko Anwar mengolah tema ini dengan cara yang emosional dan realistis, menyoroti konflik yang meresahkan di masyarakat.
Baca Juga:Sinopsis Pengepungan di Bukit Duri: Menggali Serba-Serbi Diskriminasi dan Kekerasan Karya Joko Anwar