Mengenal Ritual Sapi Merah yang Disebut Awal Penghancuran Masjid Al-Aqsa

13 Jun 2024 09:06 WIB

thumbnail-article

Sapi merah. Sumber: The Guardian.

Penulis: Rusti Dian

Editor: Margareth Ratih. F

Lima ekor sapi didatangkan dari Texas Amerika Serikat ke Israel serta dijaga dan dirawat dengan aturan yang sangat ketat. Kelima sapi itu adalah sapi betina berwarna merah yang akan disiapkan untuk ritual Sapi Merah. Apa itu ritual Sapi Merah?

Ritual Sapi Merah disebut sebagai langkah awal penghancuran Masjid Al-Aqsa dan pembangunan kuil ketiga Yahudi. Komunitas Ultranasionalis Yahudi bahkan telah mempersiapkan altar di Distrik Shiloh tepi barat untuk melakukan ritual tersebut. Tak heran jika ada yang menghubungkannya dengan kiamat.

Ritual ini menjadi bahan perbincangan dunia di tengah konflik Gaza masih berkecamuk. Dalam pidato memperingati 100 hari konflik Gaza, Juru Bicara Hamas, Abu Ubaida, menyampaikan salah satu hal yang menyebabkan Hamas melancarkan serangan Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 lalu adalah Israel telah membawa Sapi Merah ke tanah suci Palestina.

Ritual Sapi Merah atau Red Heifer Sacrifice disebut juga sebagai Parah Adumah yang dalam Bahasa Ibrani berarti sebuah ritual penyucian yang tertuang dalam Kitab Perjanjian Lama dan Kitab Taurat Bilangan 19:2 porsi Chukat. 

Jalannya ritual sapi merah

Ritual ini berkaitan dengan penyembelihan dan pembakaran sapi berwarna merah. Tujuannya yaitu untuk menyucikan sesuatu yang telah najis karena bersentuhan dengan kematian atau jenazah. 

Ritual ini dilakukan dengan mengorbankan sapi merah. Nantinya darah dari sapi itu akan dipercikkan dan tubuh sapi kemudian dibakar dengan bahan dan cara tertentu. 

Abu dari pembakaran sapi itu akan dicampurkan dengan air murni yang diambil oleh anak-anak yang dianggap suci dan diletakkan didalam wadah dari tanah liat. Rabbi Yahudi yang melakukan ritual ini juga harus memenuhi persyaratan.

Sapi yang digunakan untuk ritual ini juga bukan sapi merah biasa, melainkan sapi betina dengan warna kulit, kuku dan mata yang kemerahan. Sapi yang akan digunakan juga harus sapi yang belum pernah melahirkan, diperah susunya, serta tidak pernah dipakaikan bajak atau tidak pernah melakukan pekerjaan apapun.

Ritual Sapi Merah ini disebut sebagai prasyarat untuk memulai pembangunan kuil Yahudi ketiga yang berada diatas kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Kompleks Masjid Al-Aqsa sendiri merupakan titik kiblat sholat pertama dan menjadi tempat paling suci ketiga bagi umat muslim setelah Madinah dan Mekkah.

Ritual yang problematik

Rencana pelaksanaan ritual Sapi Merah ini tentu menjadi sangat provokatif di tengah konflik Gaza. Mengingat pelaksanaan ritual yang didorong oleh kelompok sayap kanan Yahudi yang sudah merencanakan pembangunan kuil ketiga Yahudi. 

Kelompok ini bernama Temple Movement atau Gerakan Kuil yang telah aktif mempersiapkan pembangunan Kuil Ketiga sejak 40 tahun yang lalu. Dalam sejarahnya, terdapat dua kuil Yahudi yaitu Kuil Pertama yang berdiri sejak 1000-586 Sebelum Masehi dan Kuil Kedua berdiri pada 515 Sebelum Masehi hingga tahun 70 Masehi. 

Warga Palestina telah bersuara tentang kekhawatiran pembangunan kuil sejak berpuluh tahun lalu, terutama ketika Israel menduduki Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Gaza pada 1967. Kekhawatiran kembali muncul setelah serangkaian konflik antara Israel dan Palestina dan pendudukan Al-Aqsa oleh Israel. 

Kaum sayap kanan Yahudi sendiri telah menyatakan bahwa untuk membangun Kuil Ketiga, Masjid Al-Aqsa harus dihancurkan dan situs yang akan dijadikan kuil harus disucikan dengan ritual Sapi Merah. 

Sejauh ini terdapat usaha-usaha untuk mempersiapkan tanah di Bukit Zaitun yang dapat dijadikan tempat untuk melakukan ritual tersebut dan memercikkan darah dari ritual sapi merah ke Masjid Al-Aqsa.

Meskipun usaha-usaha mempersiapkan ritual tersebut telah dilakukan dan klaim dari Temple Institute tentang pembangunan kuil akan dilakukan segera. Namun beberapa pihak menilai ritual ini tidak akan dilakukan dalam waktu dekat ini. 

Hal tersebut dikarenakan pendukung gerakan kuil yang tidak banyak dan masih memerlukan dukungan dan pengakuan oleh dunia. Meskipun gerakan ini mendapat dukungan dari Pemerintah Israel, tetapi dirasa belum cukup untuk melakukan penghancuran terhadap Masjid Al-Aqsa. 

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER