23 Agustus 2022 08:08 WIB
Penulis: Firda Iskandar
Editor: Akbar Wijaya
Dugin dikenal sebagai sosok yang banyak mempengaruhi pemikiran Putin.
Darya Dugina (29), putri filsuf Rusia Alexander Dugin tewas akibat ledakan bom di pinggiran Kota Moskow, Sabtu (20/08/2022). Serangan ini diduga terkait perang antara Rusia dan Ukraina yang masih panas.
TASS, media Rusia menyebut ledakan diduga berasal dari bom yang disimpan dalam mobil milik Dugina. Bom itu meledak di jalanan distrik Bolshiye Vyazemy, Sabtu malam.
Darya seketika tewas di tempat.
Komite Investigasi Rusia meyakini peristiwa ini sudah direncanakan. Keyakinan mereka berdasarkan bukti yang telah dikumpulkan dari ledakan tersebut.
"Dengan mempertimbangkan data yang telah diperoleh, hasil penyelidikan meyakini bahwa kejahatan itu telah direncanakan sebelumnya dan bersifat perintah," jelas pernyataan resmi Komite Investigasi Rusia, seperti dikutip CNN (21/08/2022).
Andrey Krasnov, kerabat Dugina mengatakan mobil Toyota Land Cruiser yang dikendarai Dugina adalah milik ayahnya, Alexander Dugin. Kresnov menduga ledakan ini menyasar Dugin atau bahkan keduanya.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengklaim bahwa Ukraina yang bertanggung jawab atas ledakan itu. Namun, pihak berwenang Ukraina membantahnya.
“Ukraina jelas tidak ada hubungannya dengan ini karena kami bukan negara kriminal, seperti Federasi Rusia, dan terlebih lagi, kami bukan negara teroris,” tegas Mykhailo Podoliak, penasihat Kepala Kantor Presiden Ukraina, dalam sebuah interview di stasiun TV Ukraina, Minggu (21/08/2022).
Darya Dugina adalah seorang jurnalis dan analis politik lulusan Philosophy Department of Lomonosov Moscow State University. Ia pernah jadi pemimpin redaksi media analis independen United World International (UWI).
Pada Maret 2022, Kantor Pengawasan Aset Asing (OFAC) Departemen Keuangan AS memberi sanksi kepada Dugina atas kontribusinya pada sebuah artikel di situs UWI. Artikel ini mengimplikasikan bahwa Ukraina akan "binasa" jika diterima di NATO.
Dalam sebuah wawancara di media Rusia, 1RNK, Dugina juga pernah bilang bahwa kekejaman yang terjadi selama pendudukan Rusia di kota Bucha di Ukraina adalah propaganda Amerika.
Tak hanya AS yang memberinya sanksi, Britania Raya juga memberikan treatment serupa pada Juli 2022. Ia disebut menjadi kontributor informasi tidak benar terkait dengan Ukraina dan Rusia di platform online.
Ayahnya, Alexander Dugin juga pernah mendapat sanksi dari AS pada 2015 karena dianggap bertanggung jawab dan terlibat dalam tindakan yang mengancam perdamaian, keamanan, stabilitas, atau kedaulatan atau integritas wilayah Ukraina.
Dugin memang dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Ia adalah seorang penulis dan filsuf yang sering memberi "panduan spiritual" untuk invasi Rusia ke Ukraina.
Majalah Foreign Affairs bahkan menyebutnya sebagai “Otak Putin” untuk menggambarkan pengaruh signifikannya atas orang nomor satu di Rusia tersebut.
KOMENTAR
Latest Comment