Mata dunia tengah menyoroti perhelatan amal terbesar The Metropolitan Museum of Art (The MET) Tahun 2025 yang digelar di New York City, Amerika Serikat pada Senin, 5 Mei 2025.
Perhelatan akbar yang kerap dijuluki Oscar-nya East Coast memiliki sejarah yang cukup panjang. Perhelatan bergengsi ini juga dikenal sebagai Costume Institute Gala sebuah acara amal tahunan untuk Costume Institute of the Metropolitan Museum of Art di New York. Setiap tahun acara berlangsung pada Senin pertama Mei.
Setiap tahun Met Gala mengangkat tema yang berbeda, Met Gala 2025 mengusung tema "Superfine: Tailoring Black Style", sebuah perayaan Black Dandyism, estetika berpakaian necis para pria kulit hitam yang sejarahnya dapat ditarik hingga tiga abad silam.
Tema tersebut merujuk pada buku 'Slaves to Fashion' (2009) karya Monica L. Miller, dan menjadi pameran pria pertama sejak 2003 yang seluruh desainer dan tim kreatifnya berasal dari kalangan kulit berwarna.
Monica sendiri merupakan seorang profesor kajian Afrika di Barnard College, NYC pun turut dilibatkan sebagai kurator tamu ekshibisi ini. Berikut adalah sejarah perhelatan Met Gala.
Sejarah Met Gala
Met Gala pertama kali diselenggarakan pada tahun 1948 oleh Eleanor Lambert, seorang publicist mode legendaris. Acara ini dirancang sebagai jamuan makan malam untuk menggalang dana bagi Costume Institute yang berada di Metropolitan Museum of Art, New York.
Tujuan utamanya adalah untuk mengumpulkan dana guna mendukung operasional dan pameran yang diadakan oleh institusi tersebut.
Tiket untuk acara perdana ini dijual seharga USD 50, angka yang tergolong tinggi pada masa itu. Dana yang terkumpul digunakan untuk menyelenggarakan pameran kostum yang merayakan seni dan sejarah mode.
Era baru Met Gala dimulai pada tahun 1972 ketika Diana Vreeland, mantan editor majalah Vogue, diangkat sebagai konsultan untuk Costume Institute.
Di bawah kepemimpinannya, Met Gala bertransformasi tidak hanya sekadar jamuan makan malam, namun berkembang menjadi sebuah perayaan glamour yang melibatkan banyak tokoh terkenal. Diana memperkenalkan konsep tema tahunan yang menjadi ciri khas setiap edisi Met Gala.
Pada tahun ini, daftar tamu juga mengalami perubahan yang signifikan; yang diundang bukan hanya kalangan sosialita elite, tetapi juga selebritas papan atas seperti Elizabeth Taylor dan Andy Warhol.
Penerapan tema secara konsisten menjadikan setiap Met Gala unik, memacu kreativitas desainer dan para undangan dalam menampilkan busana yang sesuai dengan tema yang diangkat.
Transformasi besar Met Gala dimulai pada 1995 ketika Anna Wintour, pemimpin redaksi Vogue, mengambil alih arah kreatif dan penyelenggaraan gala. Di bawah kepemimpinannya, Met Gala menjelma menjadi ajang mode paling prestisius di dunia dan dijuluki sebagai “Oscar Pantai Timur.”
Harga Tiket Met Gala 2025
Saat ini, Met Gala bukan sekadar acara amal, melainkan simbol eksklusivitas dan kemewahan dunia mode dunia, mengutip dari laman BBC harga tiket Met Gala 2025 dibandrol US$ 75.000 atau sekitar Rp 1,2 miliar, sementara satu meja untuk 10 orang mencapai US$ 350.000 atau Rp 5,7 miliar.
Tahun lalu, Met Gala berhasil mengumpulkan dana hingga US$ 26 juta untuk mendukung keberlangsungan Costume Institute. Meskipun banyak selebriti atau tokoh dunia yang mampu tiket Met Gala, namun tidak semua orang memiliki kesempatan itu.
Terlebih meskipun mendapat undangan, para tamu Met Gala tetap harus membayar tiket untuk datang ke acara amal tersebut. Itulah sejarah Met Gala, acara amal terbesar di dunia yang menghadirkan berbagai selebritis dan tokoh penting dunia. Tahun ini fashion siapa yang menjadi favoritmu?
Baca Juga:Profil Yeom Hye-Ran: Perjalanan Karir dan Karya-karya Terbaiknya di Industri Seni Peran Korea