Sejarah Peringatan Bandung Lautan Api dan Lagu “Halo-Halo Bandung”

23 Maret 2023 03:27

Narasi TV

Desain peringatan Bandung Lautan Api 2022 lalu. Sumber: bandung.go.id.

Penulis: Rusti Dian

Editor: Margareth Ratih. F

Tanggal 24 Maret merupakan hari bersejarah bagi Indonesia, khususnya Bandung. Pasalnya, tepat pada tanggal 24 Maret 1946, Kota Bandung dibumihanguskan secara sengaja oleh pasukan Indonesia. Peristiwa ini dikenal dengan nama Bandung Lautan Api.

Pembakaran yang menyasar beberapa titik di Kota Bandung ini dilakukan bukan tanpa alasan. Pasukan Indonesia tidak ingin Bandung menjadi markas tentara Sekutu dan NICA (Belanda).

Sejarah Bandung Lautan Api

Pasca merdeka 17 Agustus 1945, Indonesia nyatanya belum benar-benar dilepas oleh penjajah. Tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration) dengan membonceng Sekutu berusaha untuk menguasai kembali Indonesia. Apalagi kondisi keamanan dan pertahanan Indonesia masih belum stabil. 

Di bawah Brigade MacDonald, tentara Sekutu datang ke Bandung pada 12 Oktober 1945. Saat itu, mereka mulai melancarkan propaganda agar masyarakat menyerahkan senjata api yang dimilikinya kepada Sekutu.

Ultimatum tersebut tidak direspon oleh Indonesia. Angkatan perang RI justru merespon dengan menyerang markas Sekutu di bagian utara yaitu Hotel Homan dan Hotel Preanger tanggal 24 November 1945.

Selanjutnya, pada 27 November 1945, Kolonel MacDonald menyampaikan ultimatum lagi kepada Gubernur Jawa Barat, Mr. Datuk Djamin. Ultimatum tersebut berisi perintah untuk mengosongkan wilayah Bandung Utara paling lambat 29 November 1945 pukul 12.00.

Masyarakat dan pasukan bersenjata harus meninggalkan Bandung Utara lantaran tentara Sekutu ingin menetapkan wilayah tersebut sebagai wilayah kekuasaan.

Ultimatum ini direspon oleh masyarakat Indonesia dengan mendirikan pos gerilya di beberapa tempat. Pada Desember 1945, terjadi pertempuran di berbagai tempat seperti Cihaurgeulis, Sukajadi, Pasir Kaliki, Viaduct, dan Lengkong Besar. Sekutu gagal merebut Balai Besar Kereta Api.

Sekutu pun memberi ultimatum kembali pada Indonesia karena posisinya yang semakin terdesak pasca serangan sporadis dari pasukan Indonesia. 

Melalui Perdana Menteri Republik Indonesia, Syahrir, Sekutu meminta pasukan Indonesia meninggalkan Bandung Selatan sampai radius 11 km dari pusat kota selambat-lambatnya tanggal 24 Maret 1946 pukul 00.00.

Awalnya, A.H Nasution dan pemerintah menolak ultimatum tersebut. Namun Sekutu terus mendesak agar ultimatum tersebut dipenuhi. Di satu sisi, pasukan Indonesia belum bisa menandingi kekuatan pasukan Sekutu.

Pada 24 Maret 1946, Tentara Republik Indonesia (TRI) di bawah pimpinan Kolonel A.H. Nasution memutuskan untuk membakar atau membumihanguskan Bandung.

Warga yang akan meninggalkan rumah diminta untuk membakar rumah terlebih dulu. Setelah itu, mereka boleh menuju ke tempat pengungsian.

Walaupun rencana awal pembakaran pukul 00.00, nyatanya TRI justru menjalankan rencananya sebelum waktu yang disepakati. Dengan demikian, Bandung pada 24 Maret 1946 malam penuh dengan api sehingga disebut Bandung Lautan Api.

Titik lokasi pembakaran

Beberapa titik lokasi wilayah Bandung yang dibumihanguskan oleh TRI diantaranya:

  • Bank Rakyat
  • Banceuy
  • Cicadas
  • Braga
  • Tegalega
  • Asrama Tentara Republik Indonesia

Terciptanya ‘Halo-Halo Bandung’

Cerita tentang Bandung yang dibumihanguskan ini kemudian diangkat menjadi lagu perjuangan berjudul “Halo-Halo Bandung”.

Sampai sekarang belum ada yang tahu siapa pencipta lagu tersebut. Namun, banyak yang berpendapat bahwa Ismail Marzuki orang dibalik lagu “Halo-Halo Bandung”. Hal tersebut dikarenakan Ismail Marzuki adalah pencipta lagu-lagu nasional dan menjadi saksi mata peristiwa Bandung Lautan Api.

Pendapat lain mengungkapkan bahwa lagu “Halo-Halo Bandung” tidak diciptakan oleh siapapun lantaran lagu tersebut tercipta secara spontan.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR