Film Cocote Tonggo mengisahkan pasangan suami istri yang berprofesi sebagai penjual jamu kesuburan di Kota Solo. Meskipun mereka menjalankan bisnis yang berkaitan dengan kesuburan, pasangan ini belum dikaruniai anak. Keadaan ini menjadi topik yang hangat di kalangan tetangga mereka, yang tidak segan-segan untuk memberikan cibiran. Cerita ini memberikan gambaran mengenai dinamika kehidupan bertetangga yang sering kali melibatkan pembicaraan dan penilaian, serta bagaimana pasangan ini berusaha menghadapi omongan tersebut sambil tetap bertahan dalam usaha mereka.
Cibiran tetangga sebagai tema utama
Judul Cocote Tonggo, yang berarti cibiran tetangga, mencerminkan inti dari masalah yang dihadapi oleh pasangan ini. Cibiran ini bukan hanya menjadi penyebab tekanan mental, tetapi juga memicu komedi yang menggelitik dalam film. Banyak situasi lucu dan konyol yang muncul ketika mereka berusaha menjelaskan keadaan mereka kepada orang-orang di sekitar. Film ini berupaya menyoroti bagaimana omongan orang lain dapat memengaruhi kehidupan seseorang, serta bagaimana cara menghadapi situasi tersebut dengan sikap yang bijaksana dan humoris.
Film ini berlatar belakang kehidupan sosial di Solo, kota yang dikenal dengan tradisi dan budaya Jawa yang kaya. Solo merupakan tempat yang tepat untuk mengeksplorasi tema ini, karena kedekatan antar tetangga di daerah tersebut sering kali menciptakan interaksi yang intens. Melalui gaya hidup sehari-hari masyarakat Solo, film ini menggambarkan berbagai nilai dan norma dalam komunitas tersebut, serta bagaimana mereka beradaptasi dengan kenyataan hidup.
Karakter utama dalam Cocote Tonggo
Pasangan yang dimainkan oleh Ayushita dan Dennis Adhiswara memperlihatkan dinamika yang kuat sebagai suami istri. Karakter si istri digambarkan sebagai sosok yang penuh harapan dan optimisme meskipun tertekan dengan cibiran tetangga. Sementara itu, suaminya berperan sebagai pendukung dengan cara yang humoris namun tetap serius dalam menghadapi tantangan kehidupan. Keduanya memiliki chemistry yang kuat yang membuat cerita semakin menarik dan relatable.
Aktor lainnya, seperti Asri Welas dan Furry Setya, juga memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan cerita. Mereka berperan sebagai tetangga yang memberikan berbagai pernyataan lucu sekaligus memberikan perspektif yang berbeda tentang kehidupan sekitar pasangan ini. Biarkan peran-peran ini berdiri dan memberikan warna dalam film ini, dengan menambah lapisan komedi sekaligus menyentuh tema yang lebih dalam tentang kehidupan bertetangga.
Sebagai aktor, mereka menghadapi tantangan yang tidak ringan, terutama dalam hal penggunaan bahasa Jawa yang sesuai dengan dialek lokal. Dennis, yang berasal dari Malang, harus menguasai gaya bicara yang berbeda, sementara Ayushita, yang tumbuh di Jakarta, merasa berjuang untuk melafalkan bahasa Jawa dengan baik. Meskipun tantangan ini ada, seluruh tim berkomitmen untuk saling mendukung dan belajar agar dapat menghasilkan penampilan yang authentic dan meyakinkan.
Target film Cocote Tonggo
Produser eksekutif film Cocote Tonggo, Sahli Himawan, menyatakan harapan besar untuk film Cocote Tonggo. Ia percaya bahwa film ini tidak hanya akan mendapatkan tempat di hati penonton, tetapi juga bisa berbicara lebih jauh tentang kehidupan sosial di Indonesia. Dengan menyasar penonton yang luas, film ini diharapkan mampu menarik perhatian baik dari segi cerita maupun penyampaian yang humoris.
Target penonton film Cocote Tonggo, mencakup berbagai kalangan, dari remaja hingga dewasa, terutama yang memiliki pengalaman hidup bertetangga. Banyak orang yang dapat mengaitkan diri mereka dengan tema cibiran tetangga dan kerumitan hidup yang dihadapi oleh pasangan suami istri. Film ini berharap dapat menyentuh hati penonton dan memberikan hiburan sekaligus memberikan pelajaran.
Tim produksi Cocote Tonggo, menunjukkan komitmen yang kuat dan kesiapan yang matang untuk menyajikan hasil yang terbaik. Sejak awal produksi, semua pihak terlibat merasa antusias dan bekerja sama untuk menciptakan film yang bukan hanya menghibur, tetapi juga menonjolkan budaya lokal yang kaya. Dengan harapan untuk menjadikan Cocote Tonggo sebagai salah satu film box office, tim percaya bahwa mereka memiliki semua elemen untuk mencapai kesuksesan tersebut.
Baca Juga:Sinopsis Film The Red Envelope, Film Komedi Supranatural yang Dikabarkan Batal Tayang di Indonesia