Dalam Islam, aqiqah (akikah, dalam bahasa Indonesia) merupakan ungkapan syukur yang sunah dilakukan dengan seperangkat tata cara tertentu. Biasanya, aqiqah dilakukan pada hari ketujuh setelah bayi lahir.
Secara umum, aqiqah adalah prosesi penyembelihan hewan kurban sebagai rasa syukur atas kelahiran seorang anak.
Dalam prosesi aqiqah, jenis kelamin bayi yang baru dilahirkan menentukan banyaknya hewan kurban yang disembelih.
Bagi bayi laki-laki, dua ekor kambing disembelih. Sementara aqiqah bayi perempuan dilakukan dengan menyembelih seekor kambing.
Hukum aqiqah adalah sunah muakadah atau sangat dianjurkan dilakukan. Hal tersebut, sebagaimana penjelasan hadis Nabi Muhammad saw. berikut:
عَنْ سَمُرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الغُلَامُ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ يُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ، وَيُسَمَّى، وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ
Artinya: Dari Samurah, ia berkata, Nabi bersabda: Seorang bayi itu digadaikan dengan (jaminan) aqiqahnya; aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh (dari hari kelahiran), (pada hari itu pula) si bayi diberi nama dan dipotong rambutnya. (HR Sunan al-Tirmidzi 4/101, dalam kitab Al-Adlaha bab Al-aqiqah).
Tata cara aqiqah
Pada dasarnya ada tiga kegiatan yang dilakukan dalam prosesi aqiqah, yakni menyembelih hewan aqiqah, mencukur rambut, dan memberikan nama kepada anak yang baru lahir.
Ketiga kegiatan tersebut dilakukan dengan tata cara sebagai berikut.
1. Menyembelih hewan aqiqah
Hal pertama yang dilakukan adalah menyembelih hewan yang dikurbankan dalam aqiqah. Jumlah hewan yang disembelih disesuaikan dengan ketentuan sebagaimana dijelaskan di atas.
Hewan yang akan disembelih harus sesuai dengan cara yang disyariatkan Islam, termasuk penyembelih menghadap kiblat, menyembelih atas nama Allah Swt., dan pisau yang digunakan harus benar-benar tajam.
Selain itu, penyembelihan hewan aqiqah juga dilakukan bersamaan dengan pembacaan doa.
Penyembelihan hewan kurban dalam aqiqah bisa dilakukan oleh anggota keluarga sendiri atau diwakilkan kepada orang lain.
Setelah disembelih, hewan kurban kemudian dibagikan kepada orang-orang seperti keluarga, tetangga, dan fakir miskin sebagai sedekah.
Beberapa ulama menjelaskan bahwa daging yang dibagikan harus sudah dimasak, sedang beberapa ulama lain menyatakan boleh membagikan dalam keadaan mentah.
2. Mencukur rambut bayi
Setelah menyembelih hewan kurban, prosesi berikutnya adalah mencukur beberapa helai rambut kepala bayi yang baru lahir.
Proses ini dianjurkan dilakukan di hadapan sanak saudara sebagai saksi.
Proses pencukuran boleh dilakukan oleh orang tuanya sendiri atau jika tidak mampu, bisa diwakilkan kepada ahlinya.
Dalam mencukur rambut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni membaca basmalah dan mulai mencukur rambut dari sebelah kanan ke kiri. Setelah dicukur, bayi kemudian dibacakan doa aqiqah.
Selain itu ada juga yang menyebutkan rambut hasil cukuran dan nilainya disedekahkan, maksudnya rambut tersebut ditimbang dan berat timbangan tersebut diganti dengan nilai emas dan perak, lalu disedekahkan kepada fakir miskin.
3. Memberi nama pada anak dengan nama yang baik
Setelah dicukur rambut kepalanya, prosesi aqiqah berikutnya adalah pemberian nama pada bayi yang baru lahir.
Nama yang diberikan juga harus dipikirkan agar memiliki makna yang baik.
Hal tersebut sebagaimana akidah Rasulullah saw. yang dijelaskan dalam sebuah riwayat yang dikutip dari kitab al-Adzkar karya An-Nawawi berikut.
أن النبي صل الله عليه و سلم أمر بتسمية المولود يوم سابعه، و وضع الاذى عنه، و العقّ.
Artinya: Bahwa sesungguhnya Nabi memerintahkan untuk memberikan nama pada hari ketujuh, menghilangkan kesengsaraan dari padanya dan aqiqah. (Muhyiddin Dhib, Lawami’ al-Anwar; Syarh Kitab al-Adzkar, Bairut, Dar Ibn Kathir, 2014, juz 2, halaman: 143).