Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerukan kepada penduduk Teheran untuk segera mengungsi. Hal ini disampaikannya usai buru-buru meninggalkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Alberta, Kanada, Senin (16/6/2025).
Trump mengeluarkan pernyataan tersebut melalui akunnya di Truth Social, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai alasan mendesak di balik evakuasi tersebut.
"Semua orang harus segera mengungsi dari Teheran!" demikian bunyi ultimatum Trump. Dalam unggahan yang sama, Trump turut menyinggung fasilitas nuklir yang dimiliki Iran.
"Iran adalah sumber utama dari ketidakstabilan wilayah dan teror. Kami telah berulang kali menyatakan dengan jelas, Iran tidak seharusnya memiliki senjata nuklir," sebutnya.
Meskipun tidak ada rincian jelas, pengumuman Trump ini memicu kepanikan di antara sekitar 10 juta penduduk yang tinggal di Teheran. Sebagian warga mulai bersiap untuk meninggalkan kota. Namun, belum ada data resmi mengenai berapa banyak orang yang telah mengungsi.
Sementara itu, sejumlah ledakan keras dilaporkan terdengar di wilayah Teheran pada Senin malam, yang semakin menambah kekhawatiran atas situasi keamanan di ibu kota Iran.
AS tambah kekuatan militer di Timur Tengah
Seiring dengan seruan Trump yang mendesak, Amerika Serikat juga melakukan penambahan kekuatan militer di Timur Tengah. AS dilaporkan mengirimkan pesawat tanker udara tambahan ke kawasan tersebut. Melansir Kompas.id, armada yang dikirim termasuk 31 pesawat KC-135 dan KC-46.
Tidak hanya itu, penambahan angkatan laut juga dilakukan dengan mengerahkan kapal induk USS Nimitz ke perairan Timur Tengah. Kehadiran kedua kapal induk ini menjadi pertanda jelas tentang dukungan AS terhadap Israel dalam konfliknya, terutama yang berkaitan dengan serangan terhadap Iran.
Respons Israel dan taktik serangan
Sementara itu, Israel telah memperluas taktik serangannya dari operasi militer yang terbatas ke target sipil di Teheran. Militer Israel, Tzahal, telah mengeluarkan peringatan serupa kepada penduduk Teheran. Mereka meminta penduduk untuk meninggalkan kawasan tertentu yang dianggap berisiko tinggi terhadap serangan. Hal ini mirip dengan taktik yang sebelumnya juga dilakukan oleh Israel di Gaza, yang menyebabkan arus pengungsi besar-besaran setelah serangan militer.
Pertemuan G7 dan Pengumuman Trump
Sebelum menyampaikan seruannya kepada penduduk Teheran, Trump meninggalkan KTT G7 di Alberta, Kanada, lebih awal untuk memantau perkembangan di Timur Tengah. Di dalam pertemuan tersebut, ia berdiskusi intensif dengan pemimpin dunia lainnya mengenai perlunya gencatan senjata dalam konflik yang berkepanjangan. Walaupun sebagian besar pemimpin G7 mengutuk Iran sebagai sumber ketidakstabilan regional, Trump menegaskan perlunya perundingan langsung dengan Iran.
Pernyataan Trump di G7 menunjukkan keseriusan situasi yang tengah berkembang, terutama konflik Iran-Israel, di mana ia tidak menyinggung apakah AS akan berpartisipasi lebih lanjut dalam serangan militer yang dilakukan oleh Israel. Keputusan Trump yang tidak untuk menandatangani pernyataan bersama G7 mengenai de-escalasi menunjukkan perbedaan pandangan dalam menangani krisis ini.