Video Penganiayaan Orang Papua dalam Drum, Pelaku Diduga Prajurit TNI dan Korban Anggota TPNPB-OPM

24 Maret 2024 22:03 WIB

Narasi TV

Ilustrasi kekerasan di Papua. Massa membakar ban di pintu masuk Jl. Trikora Wosi Manokwari, Senin (19/8/2019), dalam aksi yang merupakan buntut dari peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang. (ANTARA FOTO/TOYIBAN)

Penulis: Jay Akbar

Editor: Akbar Wijaya

Video berisi rekaman penganiayaan yang diduga dilakukan prajurit TNI di Papua terhadap pria orang asli Papua (OAP) viral di media sosial. Video itu menampilkan aksi sejumlah pria, salah satunya diduga prajurit, bergantian memukuli dan menganiaya seorang pria yang dalam keadaan terikat dan luka-luka berdiri di dalam drum.

Di mana peristiwa itu terjadi dan siapa sebenarnya korban serta pelaku dalam kasus ini?

Kaus Bertulisan 300 dan Satgas Yonif Raider 300/Brawijaya

Pelaku penganiayaan diduga prajurit TNI lantaran di antara mereka ada yang mengenakan kaus berwarna hijau khas Angkata Darat bertuliskan "300" berwarna kuning keemasan di bagian dada. Tulisan ini kemungkinan besar merujuk pada nama satuan TNI di Papua, yaitu Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 300/Brajawijaya.

"(Penganiayaan itu, red.) diduga dilakukan oleh oknum prajurit TNI, dan TNI saat ini sedang melakukan penyelidikan," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat (22/3/2024).

Satgas Yonif Raider 300/Brajawijaya memulai tugasnya dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) di Papua pada 3 April 2023.

Jenderal TNI Agus Subiyanto, yang saat itu menjabat Wakil Kepala Staf TNI AD dan berpangkat letnan jenderal, melepas keberangkatan para prajurit itu di Markas Yonif Raider 300/Brajawijaya di Cianjur, Jawa Barat, pada 3 April 2023. Agus saat itu berpesan kepada para prajurit untuk disiplin dan selalu waspada.

Korban Diduga Anggota TPNPB-OPM

TNI mengatakan korban penganiayaan diduga kuat ialah Definus Kogoya. Ia merupakan anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) yang kini oleh pemerintah disebut sebagai kelompok kriminal bersenjata (KKB).

“Diduga oknum prajurit TNI melakukan tindak kekerasan terhadap tawanan, seorang anggota KKB atas nama Definus Kogoya,” kata Kapuspen TNI saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (23/3/2024).

Lokasi Penganiayaan

Nugraha menyebut penganiayaan itu terjadi di Pos Gome, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. Kapuspen menegaskan TNI menangani dugaan penganiayaan ini secara serius.

Sampai hari ini, penyelidikan juga masih berlangsung, kata Gumilar. Sementara terkait pelaku, Kapuspen mengatakan bahwa TNI masih mendalami dugaan mereka adalah oknum prajurit.

“Masih dalami penyelidikan. Jika dalam video tersebut lebih dari satu ya. Ada yang memukul, ada yang merekam,” kata Kapuspen TNI.

Kapuspen meminta publik untuk menunggu hasil penyelidikan, karena saat ini TNI memeriksa secara mendalam isi video tersebut.

"Semua terkait video tersebut, TNI sedang melakukan penyelidikan secara mendalam," kata Kapuspen TNI.

Dia berjanji TNI bakal mengumumkan hasilnya jika ada perkembangan.

Pelaku akan Ditindak Tegas

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cendrawasih Letkol Inf. Candra Kurnia menegaskan jika hasil pemeriksaan menunjukkan pelaku merupakan prajurit, maka TNI tidak bakal ragu menghukum pelaku.

"Apabila benar itu pelakunya prajurit TNI, maka prajurit tersebut akan ditindak tegas dan diproses secara hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, karena TNI seperti lembaga atau institusi lainnya yang juga menjunjung tinggi hukum dan HAM," kata Kapendam XVII/Cendrawasih dalam siaran tertulisnya yang diunggah dalam akun Instagram Kodam XVII/Cendrawasih @kodam17, Jumat (22/3).

Dia juga menekankan TNI dan masyarakat Papua punya hubungan yang harmonis, termasuk antara Satgas Yonif 300/R dan masyarakat di Ilaga, tempat para prajurit bertugas selama hampir satu tahun.

"Tidak pernah ada keluhan perilaku keras terhadap masyarakat. Justru, masyarakat sangat senang dengan Satgas Yonif 300/R dan diberi kehormatan oleh Suku Dani dengan gelar Kogoya dari Kepala Suku Besar Kabupaten Puncak di Gome," ujar Candra.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR