13 September 2023 21:09 WIB
Penulis: Moh. Afaf El Kurniawan
Editor: Rizal Amril
Baru-baru ini, para pengguna internet Indonesia dikejutkan dengan munculnya lagu “Hello Kuala Lumpur” berbahasa Malaysia yang diduga menjiplak lagu “Halo-Halo Bandung” yang populer di Indonesia.
Lagu tersebut diunggah oleh akun YouTube bernama Lagu Kanak TV pada tanggal 27 Mei 2020. Akun tersebut memang mengunggah lagu-lagu anak dalam bahasa Malaysia.
Lagu ini viral usai melodi dan nada musiknya sangat mirip dengan lagu “Halo-Halo Bandung”.
Perbedaan utama antara kedua lagu ini hanya terletak pada lirik yang mengalami beberapa perubahan di beberapa bagian.
Lagu "Helo Kuala Lumpur" terkesan hanya mengubah beberapa kata sapaan dari lirik asli "Halo-Halo Bandung."
Lagu “Halo-Halo Bandung” merupakan lagu perjuangan Indonesia yang diciptakan oleh komponis besar Indonesia Ismail Marzuki.
Lirik lagu "Halo-Halo Bandung" peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi pada 23 Maret 1946. Kala itu, masyarakat Bandung menolak tanah kelahirannya digunakan oleh Sekutu sebagai pusat militer.
Peristiwa tersebut dilatarbelakangi oleh kedatangan tentara Inggris pasca kekalahan Jepang pada 1945.
Ketika tiba di Indonesia, tentara Inggris di Bandung terlibat bentrok dengan kekuatan militer Indonesia kala itu.
Oleh karenanya, tentara Inggris memberikan ultimatum kepada pemerintah daerah di Bandung untuk mengosongkan wilayah Bandung dari kekuatan militer Indonesia kala itu.
Merespons hal tersebut, warga Bandung sepakat untuk meninggalkan tanah tempat tinggalnya, namun mereka menyiasati agar Bandung tidak dijadikan pusat komando militer Inggris dan Sekutu.
Kemudian, pada 23 Maret 1946, ratusan ribu warga Bandung berbondong-bondong membakar rumahnya dan meninggalkannya ke daerah pegunungan di wilayah selatan.
Api yang berkecamuk di tanah Kota Bandung tersebut kemudian populer disebut sebagai peristiwa Bandung Lautan Api.
Lewat “Halo-Halo Bandung”, Ismail Marzuki mencatat peristiwa tersebut.
Itulah mengapa lirik lagu “Halo-Halo Bandung” sarat akan nilai perjuangan. Sebagaimana lagu itu ditutup dengan syair “Mari, Bung, rebut kembali!”
Meskipun Ismail Marzuki disebut masyarakat umum sebagai pencipta lagu tersebut, namun asal usul lagu tersebut masih menyisakan tanda tanya.
Tak semua pihak sepakat apabila lagu ikonik tersebut diciptakan oleh komponis kelahiran Jakarta tersebut.
Salah satu pihak yang menyanggah klaim tersebut adalah Pestaraja Marpaung, seorang veteran perang kemerdekaan Indonesia yang ikut serta dalam peristiwa Bandung Lautan Api.
Dalam buku Saya Pilih Mengungsi: Pengorbanan Rakyat Bandung untuk Kedaulatan (2002), Pestaraja Marpaung menyatakan bahwa lagu tersebut tercipta secara spontan.
Menurutnya, lagu tersebut diciptakan secara kolektif dan bukan hasil jerih payah seorang belaka.
Halo-halo Bandung
Ibu kota Periangan
Halo-halo Bandung
Kota kenang-kenangan
Sudah lama beta
Tidak berjumpa dengan kau
Sekarang telah menjadi lautan api
Mari, Bung, rebut kembali
Halo-halo Bandung
Ibu kota Periangan
Halo-halo Bandung
Kota kenang-kenangan
Sudah lama beta
Tidak berjumpa dengan kau
Sekarang telah menjadi lautan api
Mari, Bung, rebut kembali
Halo-halo Bandung
Ibu kota Periangan
Halo-halo Bandung
Kota kenang-kenangan
Sudah lama beta
Tidak berjumpa dengan kau
Sekarang telah menjadi lautan api
Mari, Bung, rebut kembali
Mari, Bung, rebut kembali
Mari, Bung, rebut kembali.
KOMENTAR
Latest Comment