Visualisasi Pergeseran Suara dan Kursi Pemilu 2024 PDIP Rontok, Lalu Partai Mana Ketiban Bagian?

27 Mar 2024 13:03 WIB

thumbnail-article

null

Penulis: Husein Susilo

Editor: Akbar Wijaya

"Saya posisi suaranya di posisi kedua. Artinya kalau masih tetap dua kursi kan ya, masih (bisa) ke Senayan (jadi anggota DPR). Tapi permasalahannya adalah kursinya hilang satu. Tinggal satu kursi," begitu kata Masinton Pasaribu, caleg dari PDIP yang gagal menjadi anggota DPR 2024-2029.

Jadi petahana anggota DPR 2019-2024 tak membuat caleg dari daerah pemilihan (Dapil) DKI Jakarta II itu mudah lolos ke Senayan. Seperti yang dia bilang, di Pemilu 2019, PDIP dapat 2 kursi dari Dapil ini, tapi di Pemilu 2024 cuma dapat 1 kursi. Sayangnya, Masinton kalah suara dari rekan separtainya, Once Mekel. Nihil kursi, Masinton gigit jari.

Dapil DKI Jakarta II hanya gambaran kecil pergeseran bandul politik yang terjadi di Pemilu 2024. Pergeseran ini bisa dilihat dari partai mana jadi pemilik suara terbanyak di Dapil, lalu seberapa lebar perolehan suara dan kursi partai di Dapil berubah dari Pemilu 2019 ke Pemilu 2024.

Siapa Dapat Suara Terbanyak di Dapil?

Hampir seluruh Dapil di Sumatera "dikuningkan" Golkar. Dapil di Jawa bagian tengah, Bali, dan Sulawesi Utara masih didominasi PDIP. Dapil di Jawa bagian Timur, PKB berjaya. Sedangkan di Dapil di Jawa Barat, Gerindra bersaing ketat dengan Golkar dan PKS.

Sejumlah partai juga tampil mengejutkan di sejumlah Dapil. Nasdem mampu mengalahkan Gerindra di Dapil Sumatera Barat II (daerah Sumatera Barat bagian selatan). PKB dapat suara terbanyak di Jawa Barat II (Bandung dan Bandung Barat). Gerindra menumbangkan dominasi PDIP di Dapil Jawa Timur I (Kota Surabaya dan Sidoarjo) sementara di seberang lautan, PDIP jadi juara di Dapil Jawa Timur XI (semua kabupaten di Madura). Sedangkan PAN menyingkirkan podium pertama milik PDIP di Kalimantan Selatan II.

Secara umum, sebanyak 45 Dapil berganti partai pemenang. Yang paling signifikan merosotnya adalah PDIP. Pada 2019, PDIP menang di 41 Dapil. Tapi pada 2024, menang di 25 Dapil saja. Sedangkan yang paling signifikan naiknya adalah Golkar. Di 2024, Golkar menang di 24 Dapil dari yang semula menang hanya 10 Dapil di 2019.

Tren Negatif Suara Koalisi Ganjar-Mahfud

Merosotnya angka kemenangan PDIP bisa dikaitkan dengan kecenderungan persentase suara partai pengusung Ganjar-Mahfud turun di Dapil Pemilu 2024, sebagaimana terlihat dalam visualisasi di atas. Makin merah, makin banyak suara bertambah. Makin biru, suara semakin terkikis.

Rata-rata selisih persentase suara Pemilu 2019 ke 2024 PDIP, PPP, Perindo, dan Hanura tercatat negatif. PDIP merosot paling tajam di 4 Dapil: Kalimantan Selatan II (-16,81%), Sulawesi Barat (-13,78%), Papua Barat Daya (-13,12%), dan DKI Jakarta III (-12,49%). Hanya PKB di Papua Tengah (-26,83%) saja yang lebih merosot dari PDIP di 4 Dapil itu.

Meski PKB dapat hasil buruk di Papua Tengah, secara umum, rata-rata selisih persentase suara Pemilu 2019 ke 2024 partai di Koalisi Anies-Muhaimin positif. Partai pengusung Prabowo-Gibran juga mengalami hal serupa, kecuali Demokrat, PBB, dan Garuda.

Setidaknya Demokrat menang di Dapil kelahiran Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Jawa Timur VII (Ngawi, Ponorogo, Trenggalek, Pacitan, dan Magetan). Thanks to Edhie Baskoro, putra Susilo dan adiknya Agus, yang jadi caleg dari Jawa Timur VII. Selain itu, suara Demokrat juga meningkat 16,62% di basis lamanya, Sulawesi Utara.

Capaian Demokrat di Sulawesi Utara itu tercatat sebagai peringkat kelima penambahan suara terbesar di Pemilu 2024. Peringkat pertama sampai keempatnya jatuh ke tiga kawan koalisi Demokrat di Prabowo-Gibran: Gerindra, Golkar dan PAN.

Gerindra plus 28,01% di Kalimantan Utara. Golkar naik 17,35% di Sumatera Utara II dan 17,35% di Papua Barat. Sedangkan PAN melesat 20,84% di Kalimantan Selatan II.

Kursi DPR: Hampir Semua Bergeser, Kecuali di 8 Dapil

Melejitnya PAN di Kalimantan Selatan II merontokkan dominasi PDIP. Dapil ini paling mengalami pergeseran kursi. PAN yang tadinya nol kursi di Dapil berisi Kotabaru, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Kota Banjarbaru dan Kota Banjarmasin itu sekarang punya 2 kursi. Sedangkan PDIP yang semula dapat 2 kursi, sekarang habis tidak bersisa.

Begitu pula di Nusa Tenggara Barat I. Satu kursi Gerindra dan satu kursi PAN habis. Satu kursi PKS tetap, ditambah PKB dan Nasdem masuk dengan masing-masing 1 kursi. Otomatis semua perwakilan Dapil ini di DPR berasal dari Koalisi Anies-Muhaimin.

Secara umum, ada pergeseran kursi di sebagian besar Dapil. Apalagi dengan PPP yang tidak lolos ambang batas parlemen dan membuat DPR 2024-2029 berisikan 8 partai saja: PKB, Gerindra, PDIP, Nasdem, Golkar, Demokrat, PKS, dan PAN. Sebanyak 12 kursi PPP yang tersebar di berbagai Dapil didistribusikan lagi ke partai lain.

Meski demikian, ada juga 8 Dapil yang tercatat sangat stabil, tidak mengalami pergeseran kursi alias partainya itu-itu saja yang lolos ke DPR. Mereka antara lain Dapil Gorontalo, Jambi, Yogyakarta, Jawa Barat VIII, Jawa Tengah I, Kalimantan Barat I dan II, dan Nusa Tenggara Timur I.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER