13 Oktober 2023 20:10 WIB
Penulis: Moh. Afaf El Kurniawan
Editor: Rizal Amril
Munculnya rencana penerapan sistem ganjil genap untuk sepeda motor di Jakarta menuai reaksi keras dari para pengemudi ojek online (ojol). Mereka berpendapat bahwa wacana ini akan mempersulit pekerjaan mereka jika benar-benar diterapkan.
Rencana ini pertama kali diusulkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mempertimbangkan tingginya kontribusi kendaraan bermotor, termasuk sepeda motor, dalam polusi udara di Jakarta.
Dalam wacana tersebut, aturan ganjil genap direncanakan akan diberlakukan hanya untuk sepeda motor di Jakarta berbahan bakar bensin, sementara sepeda motor listrik akan terbebas dari aturan ini.
Pemprov DKI Jakarta memberikan respons positif terhadap usulan tersebut dan berencana untuk membahasnya bersama Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
Meskipun Pemprov DKI menyambut baik usulan Kapolri tersebut, para pengemudi ojol menanggapi aturan tersebut dengan negatif.
Mereka berpendapat bahwa aturan ini tidak mendukung rakyat kecil, terutama mereka yang sangat bergantung pada sepeda motor untuk mencari nafkah.
Para pengemudi ojek online tersebut meminta agar pemerintah mencari solusi yang memperhatikan kepentingan warga Jakarta yang menggunakan sepeda motor.
Hal tersebut diungkapkan oleh Adi (43) misalnya, yang menilai aturan tersebut kurang bijak.
Menurutnya, pengemudi ojol juga pekerja lain yang bergantung pada mobilitas sepeda motor untuk bekerja akan keberatan dengan aturan tersebut.
"Kurang setuju. Sebenarnya kalau buat ojol, saat ada pemeriksaan, kami bisa kasih tahu kalau kami ojol, langsung dilepas," ucap Adi pada Selasa (10/10), dikutip dari Kompas.com.
Menurutnya, jika aturan tersebut diberlakukan, para pengemudi ojol akan semakin tercekik.
"Orderan saja sudah anyep [jarang]. ya makin mencekik lah [kalau aturan itu diterapkan]," katanya.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh pengemudi ojol lainnya, Ahmad Faqih, yang khawatir bahwa aturan ini akan mempersempit ruang pekerjaan mereka dan semakin mempersulit kondisi persaingan yang sudah ketat.
Pengemudi ojol yang telah beralih ke sepeda motor listrik juga mengutarakan penolakan terhadap rencana ini, meskipun aturan tersebut tidak akan mempengaruhi mereka secara langsung.
Untung (39), misalnya, yang berpendapat bahwa aturan tersebut hanya akan menyulitkan rekan-rekan seprofesinya yang masih menggunakan bahan bakar bensin.
"Soalnya kan kalau untuk sepeda motor listrik, belum semuanya merata. Maksudnya kan kalau dari pemerintah, kan katanya ada subsidi, cuma belum semuanya merata," kata Untung, dikutip dari Kompas.com.
Ia berharap pihak aplikator juga terlibat dalam merumuskan solusi untuk memastikan bahwa pengemudi yang belum beralih ke kendaraan listrik tidak dirugikan.
KOMENTAR
Latest Comment