Wacana Pilpres Cuma Dua Poros Koalisi Ramai Lagi: Seberapa Realistis Memasangkan Ganjar dan Prabowo?

22 Sep 2023 17:09 WIB

thumbnail-article

Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo saat masih menjabat Gubernur Jawa Tengah meninjau panen raya padi dan berdialog dengan petani di Desa Lajer, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023)/ BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN/ LAILY RACHEV

Penulis: Jay Akbar

Editor: Akbar Wijaya

Wacana agar koalisi partai politik di Pemilihan Presiden (pilpres) 2024 hanya terdiri dari dua poros saja kembali santer terdengar. Salah satu skenario yang mulai didengungkan para elite politik terkait wacana itu adalah "mengawinkan" Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo sebagai pasangan capres dan cawapres atau sebaliknya.

Adalah politikus PDI Perjuangan Aria Bima yang melontarkan ulang wacana Pilpres 2024 lebih baik diikuti dua poros koalisi dengan dua pasang capres-cawapres.

"Ini menarik adalah dinamika yang kita harapkan antar-tokoh ini mufakat, daripada nanti bertemu di simpang jalan, pada saat misalnya putaran kedua," kata Aria dikutip CNN Indonesia, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/9/2023).

Dari pernyataan Aria tersirat kekhawatiran jika Pilpres 2024 diikuti tiga pasang capres-cawapres maka partai-partai koalisi pendukung pemerintahan Jokowi akan saling gontok-gontokan pada putaran kedua.

"Jadi ya lebih baik sekarang bermufakat dan bermusyawarah. Syukur-syukur bisa bertemu sampai dua calon itu sangat memperpendek waktu dan sangat efektif. Rakyat juga senang," imbuhnya.

PKB: Belum Tentu Ada Tiga Poros

Pernyataan Aria Bima kemudian direspons Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid dengan mengatakan sangat mungkin Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasang capres-cawapres.

"Saya melihatnya secara pribadi belum tentu ada tiga poros, bisa jadi dua poros, kita tunggu nanti," kata Jazilul di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (18/9/2023).

Jazilul memastikan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) akan menjadi salah satu pasangan calon yang bertarung nanti.

Sampai sejauh ini menjadi jelas bahwa wacana agar Pilpres 2024 hanya diikuti dua poros koalisi lebih dimaksudkan untuk "mengawinkan" kekuatan partai-partai koalisi pendukung Prabowo dan Ganjar alih-alih menyingkirkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dari medan kontestasi.

Seberapa Realistis Direalisasikan?

Namun seberapa realistis skenario ini direalisasikan dan apa saja hambatan yang mungkin dihadapi ke depan?

Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat mengatakan pihaknya terbuka untuk mengawinkan Ganjar dan Prabowo sebagai pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024.

Menurutnya, dinamika politik menjelang Pilpres 2024 masih dinamis. Sebab, sebulan jelang pendaftaran capres-cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih akan banyak dinamika politik yang dapat terjadi.

“Semua kemungkinan masih bisa, ya kan? Semua kemungkinan masih bisa," ujar Djarot dikutip Antara di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Hal senada juga diutarakan oleh Puan Maharani selaku Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Politik dan Keamanan.

"Ya, mungkin-mungkin saja, dinamika yang ada di politik ini selalu memungkinkan kami untuk selalu bersilaturahmi dan bertemu dengan sesama anak bangsa untuk bisa menyepakati hal-hal yang akhirnya kami sepakati bersama bahwa ini adalah yang terbaik bagi bangsa dan negara," kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Respons Ganjar dan Prabowo

Menarik untuk melihat respons Ganjar dan Prabowo mengenai wacana ini.

Bacapres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo mengatakan selama ini dirinya tidak memiliki jarak dengan bakal capres Prabowo Subianto walaupun berbeda kubu terkait Pilpres 2024.

Hal ini disampaikan Ganjar usai ditanya awak media mengenai alasan ia mengunjungi markas relawan pendukungnya bernama "Rumah Bersama Pelayan Rakyat (RBPR)" di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis.

Untuk diketahui, lokasi markas relawan Ganjar itu sangat dekat dengan markas relawan Prabowo bernama Rumah Pemenangan 2024 Prabowo Presiden, di Jalan Imam Bonjol, Menteng. Adapun jaraknya hanya berkisar sekitar 50 meter.

“Semua calon yang punya potensi berpasangan dengan saya, sama jaraknya,” kata Ganjar dikutip Antara saat ditemui di Graha Pena 98, Menteng, Kamis malam.

Sedangkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menyikapi wacana dua poros untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dengan menyatakan apa yang diinginkan seluruh warga Indonesia adalah persatuan dan kerukunan.

“Yang kita dambakan adalah selalu persatuan, kerukunan apapun yang terjadi kita harus rukun, kita harus sejuk, siapa pun yang diberi mandat oleh rakyat, kita hormati. Yang terbaik untuk rakyat, rakyat Indonesia ingin pemimpinnya rukun dan damai. Saya kira itu saja,” kata Prabowo saat ditemui selepas acara deklarasi Partai Demokrat mendukung Prabowo di Jakarta, Kamis.

Bagaimana Menentukan Posisi Capres-Cawapres

Pertanyaan yang kemudian penting diajukan adalah apabila partai poros koalisi Ganjar dan Prabowo bergabung menjadi satu, siapa yang akan menempati posisi sebagai capres dan cawapres?

Jika jumlah partai koalisi yang menjadi acuan menentukan capres-cawapres maka kemungkinan besar Prabowo lah yang akan menjadi capres dan Ganjar sebagai cawapres.

Hingga saat ini, poros koalisi Prabowo yang dinamai Koalisi Indonesia Maju telah mengantongi dukungan empat partai di parlemen: 

Partai Gerindra (78 kursi), Partai Golkar (85 kursi), Partai Amanat Nasional (44 kursi), Partai Demokrat (54 kursi). Total Prabowo sudah memperoleh dukungan politik di parlemen sebanyak 261 kursi.

Dukungan tersebut belum termasuk dari partai-partai nonparlemen seperti Partai Bulan Bintang, Partai Gelora, dan Partai Kebangkitan Nusantara.

Sedangkan Ganjar hanya mengantongi dukungan dari dua partai di parlemen yakni PDI Perjuangan (128 kursi) dan PPP (19 kursi) yang menjadikan total dukungan untuknya sebanyak 147 kursi, jauh di bawah koalisi pendukung Prabowo.

Partai nonparlemen yang menjadi pendukung Ganjar hingga saat ini juga hanya Hanura dan Perindo.

Survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia Denny J.A juga menyatakan peluang menang telak lebih mungkin didapat apabila Prabowo diposisikan sebagai capres alih-alih Ganjar.

"Hasilnya Prabowo dan Ganjar memperoleh dukungan 64,9 persen. Sementara Anies dan Muhaimin mendapat suara 16,6 persen," kata Denny dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Pertanyaan sekaligus persoalannya kemudian adalah apakah Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan yang merupakan partai terbesar dan pemenang pemilu dua periode berturut-turut bersedia mengevaluasi keputusannya sendiri dengan menjadikan Ganjar sebagai cawapres?

Faktor yang juga tak kalah penting untuk dihitung adalah bagaimana posisi Presiden Jokowi yang selama ini terkesan bermain dua kaki antara  mendukung Ganjar atau Prabowo di Pilpres 2024 mendatang. 

Selain itu, hitung-hitungan tentang siapa mendapat apa di kabinet mendatang juga akan menjadi tarik-menarik yang tak mudah diputuskan antarapartai koalisi pendukung Prabowo dan Ganjar. Sebab, koalisi yang terlalu gemuk juga berkonsekuensi terhadap pembagian “kue” kekuasaan yang semakin sedikit.

Lantas, di tengah akrobat para elite yang kerap mengatasnamakan bangsa dan negara tersebut, rakyat dapat apa?

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER