Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Diponegoro (Wapeala Undip) memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-49 dengan serangkaian kegiatan yang menekankan pentingnya peran organisasi dalam menjalankan tridarma perguruan tinggi, khususnya di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Perayaan yang berlangsung pada 18–19 April 2025 di Kalingkalih Adventure, Mungkid, Kabupaten Magelang, mengusung tema “Merajut Solidaritas Menuju Euforia Tanpa Batas”. Kegiatan ini diikuti oleh 65 peserta, terdiri dari 40 anggota aktif dan 25 alumni, dengan agenda utama arung jeram di Sungai Elo yang dilaksanakan pada Sabtu pagi (19/4/2025).
Ketua panitia HUT ke-49, Ismail Aryaputra, menjelaskan bahwa tema tahun ini dipilih sebagai bentuk persiapan menuju perayaan Emas HUT ke-50 tahun depan yang direncanakan akan digelar secara besar-besaran.
“Tema ini sebagai bentuk persiapan menuju HUT ke-50 tahun depan yang direncanakan akan digelar secara besar-besaran,” ujar Ismail kepada wartawan.
Tahun ini, peringatan hari jadi Wapeala digelar dalam dua rangkaian utama: kegiatan seremonial pada 16–17 April untuk menghayati momen kelahiran organisasi, dan perayaan pada 18–19 April sebagai ajang memperkuat kebersamaan antara anggota biasa dan luar biasa.
“Kami sengaja membuat konsep perayaan yang berbeda setiap tahunnya, tapi esensinya tetap sama: mempererat kerjasama lintas generasi,” tambah Ismail.
Sebagai bagian dari persiapan menuju usia emas, Wapeala Undip merencanakan ekspedisi bertajuk “Wreck and Wonder” di perairan Sulawesi Utara pada Oktober mendatang. Ekspedisi ini bertujuan untuk meneliti bangkai kapal dan ekosistem laut di sekitarnya, yang hasilnya akan dipresentasikan dalam seminar internasional sebagai puncak perayaan HUT ke-50.
Wreck and Wonder tak hanya bertujuan memetakan bangkai kapal yang tersembunyi di kedalaman laut, tetapi juga menggali keajaiban biota yang menjadikan puing-puing besi itu sebagai rumah baru. Di situ, Wapeala akan menyelami bagaimana laut menyembuhkan luka sejarah, dan bagaimana manusia bisa belajar dari proses alam.
Ketua Wapeala Undip periode 2025, Fathul Falah, menambahkan bahwa Wapeala tidak hanya menjadi wadah silaturahmi mahasiswa dan alumni serta ajang petualangan semata, namun juga menjadi sarana pengabdian kepada masyarakat melalui ekspedisi dan penelitian di alam.
“Wapeala Undip memiliki lima divisi, yaitu gunung dan hutan, panjat tebing, diving atau penyelaman, caving atau susur goa, dan rafting atau arung jeram,” tuturnya.
Anggota luar biasa Wapeala, Wahyudi Setiawan atau Ipe, menyoroti tren masyarakat dari berbagai kalangan, termasuk artis dan influencer, yang mengikuti tren naik gunung tanpa persiapan memadai, seringkali meninggalkan sampah di alam.
“Saat ini sedang tren atau FOMO naik gunung yang dilakukan masyarakat dari berbagai kalangan mulai dari artis, influencer, dan lain-lain. Nah, kadang mereka tidak memiliki bekal memadai dalam naik gunung, sehingga kadang malah meninggalkan sampah,” ujarnya.
Wahyudi menekankan pentingnya peran organisasi pecinta alam seperti Wapeala dalam mengedukasi masyarakat tentang kegiatan pecinta alam yang bertanggung jawab.
“Sekarang isu pelestarian lingkungan semakin penting karena kita berhadapan langsung dengan tantangan perubahan iklim,” katanya
“Nah, di sinilah pentingnya organisasi pecinta alam seperti Wapeala untuk mengedukasi masyarakat soal pentingnya kegiatan pecinta alam,” tambahnya.
Lebih lanjut, Wahyudi mengusulkan agar Wapeala memperluas fokus organisasi dari sekadar petualangan lintas alam menjadi organisasi yang menjalankan fungsi tridarma perguruan tinggi, yaitu di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
“Wapeala harus memperluas arah fokus organisasi dari sekadar organisasi petualangan lintas alam menjadi organisasi yang menjalankan fungsi tridarma perguruan tinggi, yaitu di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Agus Andrianto, mewakili anggota luar biasa Wapeala Undip, menyampaikan harapan agar di usia yang hampir 50 tahun ini, Wapeala Undip tetap berkiprah positif dalam dunia penelitian dan eksplorasi alam. “Harapannya juga agar menjaga marwah organisasi mahasiswa pecinta alam dan menjadi sebuah inspirasi yang kekinian,” imbuh Agus.