30 Maret 2024 18:03 WIB
Penulis: Chairunnisa
Editor: Suryawijayanti
Apa ucapan dan doa yang biasa kamu sampaikan untuk teman atau keluarga yang baru melangsungkan pernikahan? Sebagian besar dari kita, pasti biasa menggunakan kalimat doa ini ‘semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah ya’. Tapi, sebetulnya kamu tau enggak arti dari kalimat doa itu?
Sakinah dimaknai sebagai ketenangan yang lahir setelah adanya gejolak. Dalam konteks pernikahan, Allah mengatakan dalam Al-Qur’an, bahwa diciptakannya pasangan bagi setiap manusia adalah untuk meraih ketenangan.
Seperti yang tercantum dalam surat Ar-Rum ayat 21
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةًۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ ٢١
Artinya: “Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
Quraish Shihab menjelaskan, dari terciptanya pertemuan setiap pasangan ini, maka hubungan keduanya berpotensi melahirkan mawaddah, dan rahmah.
Mawaddah adalah bentuk cinta yang ditunjukkan secara nyata. Selain itu, mawaddah juga berarti cinta murni yang bisa menerima sekaligus memahami kekurangan yang ada di dalam diri pasangan. Sementara kalau rahmah itu berarti belas kasih.
Namun, kalau bicara soal cinta, kita perlu hati-hati nih. Karena, ada juga loh cinta yang bersumber dari setan. Salah satu tandanya adalah jika dari cinta itu justru membuat kita melampaui batas-batas yang ditentukan Allah.
Sementara cinta tulus yang sejati itu bersumber dari Allah. Kita bisa melihat contohnya pada kisah Nabi Muhammad SAW yang begitu mencintai istrinya, Khadijah, dengan apa adanya. Tidak peduli soal status ataupun kondisinya.
“Tuhan berjanji, siapa yang beriman pada Allah dan beramal saleh, Allah akan menganugerahkan dia mawaddah, sehingga dia dicintai dan bisa mencintai. Ada orang cuma dicintai, tidak mencintai, bertepuk sebelah tangan. Ikuti tuntunan Allah menyangkut ini, Tuhan anugerahkan kamu kemampuan untuk dicintai dan mencintai” jelas Quraish Shihab.
Lalu, setelah merasakan dan mendapatkan cinta, gimana ya cara untuk mendapatkan mawaddah dalam hubungan pernikahan?
Menurut Quraish Shihab, mawaddah ini perlu diperjuangkan, tidak tiba-tiba datang. Bahkan perjuangan ini harusnya sudah dimulai dari ketika kita mencari pasangan. Berusahalah mendapat pasangan yang sesuai nilai dan budaya yang kita anut, karena kalau tidak, perjuangannya akan lebih besar. Siapa yang relate nih? Hehehe.
Kalau dari awal kita sudah memegang kuat nilai yang kita anut, maka apapun kondisi yang dihadapi dalam satu hubungan, kita akan selalu mengembalikan kepada nilai yang kita yakini. Menurut Quraish Shihab, terkadang untuk mencapai titik temu sesama pasangan, salah satu memang perlu mundur selangkah agar tidak terjadi keretakkan. Bila titik temu sudah tercapai, barulah kita bisa mewujudkan kehangatan dalam hubungan. Nah dari situlah, mawaddah lahir.
Jadi, ternyata kuncinya adalah taat pada Allah agar kita bisa meraih cinta sejati dan dikaruniai kemampuan untuk mencintai sekaligus dicintai.
Semoga, kamu-kamu yang belum mendapatkan cinta, segera menemukan cinta sejati yang bersumber dari Allah ya, teman-teman. Aamiin!
Penasaran sama topik-topik episode Shihab & Shihab berikutnya? Pastikan kamu terus menyaksikan Shihab & Shihab setiap hari jelang berbuka puasa selama bulan Ramadan hanya di Indosiar dan Vidio.com ya.
KOMENTAR
Latest Comment