Kisah Nabi Adam AS: Tidak Diusir dari Surga

25 Maret 2023 03:00

Narasi TV

Quraish Shihab & Najwa Shihab

Penulis: Bima Nur M.R.

Editor: Soni Triantoro

“Bagaimana jika ternyata Nabi Adam AS bukanlah manusia pertama di muka bumi ini?”

Pertanyaan itu sering membuka ruang perdebatan, tetapi bagaimana sebenarnya kebenaran yang diyakini oleh Islam terkait hal ini?

Quraish Shihab menerangkan, kisah Nabi Adam AS adalah hal pertama yang disebutkan dalam Al-Qur’an, tapi kita memang tidak mengetahui seperti apa masa-masa sebelumnya.

“Itu yang pertama diceritakan oleh Al-Qur’an, kita enggak tahu apa sebelumnya. Walaupun malaikat berkata bahwa sebelum manusia kemungkinan ada makhluk-mahkluk lain. Dan, memang pasti ada makhluk lain.” terangnya.

Terlepas dari perdebatan itu, kita sudah sangat akrab dengan kisah antara Adam dan Hawa sebagai pasangan manusia pertama yang diceritakan dalam Al-Qur’an kan? 

Arti Adam dan Hawa

Nama Adam bukanlah tanpa makna. Jika dikaji dalam sudut pandang bahasa, Quraish Shihab menyebut arti nama “Adam” adalah “hitam ke merah-merahan”.

Penamaan “Adam” dilandaskan pada warna kulit Adam yang menyerupai warna hitam ke merah-merahan, atau familiar kita sebut sebagai “sawo matang.”

Sedangkan arti dari “Hawa” secara harfiah adalah hidup. “Hawa itu artinya hidup karena hidup berlanjut melalui istri Nabi Adam AS. Kelahiran. Maka itu dia dinamai Hawa” terang Quraish Shihab.

Memaknai Tujuan Penciptaan

Apa sebenarnya maksud Allah Swt menciptakan Nabi Adam AS?

“[Tuhan menjelaskan] bahwa Saya akan menciptakan khalifah di Bumi. Salah satu makna khalifah adalah mandataris atau penerus. Jadi Allah mempunyai rencana terhadap bumi ini, maka untuk mewujudkan ‘rencana-Nya’ itu, Dia menugaskan manusia,” kata Quraish Shihab.

Lalu, kenapa harus manusia? 

Toh, sebelum penciptaan manusia, telah lebih dulu diciptakan malaikat yang sangat taat kepada Tuhan. 

Menurut Quraish Shihab, malaikat hanya tahu beribadah dan mengikuti perintah semata.

“Malaikat hanya tahu beribadah, dan malaikat itu–menurut Al-Qur’an–hanya melakukan apa yang diperintahkan dan tidak melakukan apa yang dilarang. Berarti tidak memiliki inisiatif.”

Sifat-sifat ini berbanding terbalik dengan manusia yang dalam penciptaannya diberikan akal.

“Manusia diberi akal dan mampu berinisiatif. Kalau manusia tidak mampu berinisiatif, Bumi ini tidak akan berkembang,” pungkasnya.

Adam Tidak Diusir dari Surga

Dalam salah satu kisah yang disampaikan di Al-Qur’an, Nabi Adam AS sempat singgah sejenak di surga sebelum turun ke bumi. Persinggahan itu bukanlah tanpa sebab, melainkan ada makna dan tujuan di baliknya. 

Quraish Shihab menerangkan, persinggahan Nabi Adam AS di surga adalah bentuk penggambaran kebutuhan pokok manusia kelak di bumi. Sehingga kemudian bumi dapat diperlakukan sebagai gambaran surga.

Karenanya, Quraish Shihab menyatakan, kita tidak dapat mengklaim bahwa Nabi Adam AS diusir dari surga. “Kita tidak berkata bahwa Adam itu terusir dari surga.

Istilah Al-Qur’an pun ‘turunlah!’ berbeda dengan setan yang dinyatakan ‘keluarlah dari surga!’ sehingga Iblis memang diusir, sedangkan Adam tidak,” terangnya.

Mau tahu lebih banyak tentang kisah-kisah lainnya?

Saksikan Shihab & Shihab edisi Ramadan berikutnya, tayang setiap hari jelang waktu berbuka puasa di Indosiar dan Vidio.com. setiap harinya, Shihab & Shihab menemani kamu menantikan waktu berbuka puasa dengan dialog antara Quraish Shihab dan Najwa Shihab membahas kisah-kisah menarik dan berharga dalam Al-Qur’an.

Sampai jumpa menjelang waktu berbuka!

***

Baca Al-Quran Online 30 Juz, dengan Terjemahan Bahasa Indonesia, Latin, Tanda Waqaf & Tafsir Ayat dengan lengkap, mudah dan praktis hanya di Narasi Ramadan.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR