Kisah Nabi Musa AS: Sebaik-baiknya Cinta adalah Cinta Tuhan

10 April 2023 15:04 WIB

Narasi TV

Penulis: Bima Nur M.R.

Editor: Surya Wijayanti

Awal kisah kelahiran Nabi Musa AS dikisahkan turut dibarengi dengan pembantaian secara keji terhadap bayi laki-laki yang baru lahir oleh Fir’aun. Pembantaian tersebut dilatarbelakangi oleh rasa takut Fir’aun terhadap lahirnya anak lelaki yang akan menggulingkannya dari tahtanya.

Namun, sematang-matangnya Fir’aun berencana, penentu akhir tetaplah Tuhan. Disaat sang ibu hendak melahirkan Nabi Musa AS, ia tersadar bahwa hari kelahiran sang buah hatinya merupakan hari pasukan Fir’aun akan kembali membantai bayi-bayi tidak bersalah. Sehingga ia memutuskan untuk menyembunyikan Nabi Musa AS.

“Dia [ibunda Nabi Musa AS] mendapat ilham/wahyu dari Tuhan ‘letakkan dia [Nabi Musa AS] dalam peti, lemparkan dia ke Sungai Nil, nanti Tuhan yang akan menjaga dia’. Maka, itu dilakukan oleh Ibu Nabi Musa dan mengalirlah peti itu ke depan istana” terang Quraish Shihab dalam program Shihab & Shihab episode “Kisah Kelahiran Nabi Musa AS: Skenario Allah SWT Mengatur Musa Hidup Bersama Keluarga Fir’aun”.

Sebaik-baiknya Cinta adalah Cinta Tuhan

Arus Sungai Nil yang menghanyutkan peti berisikan Nabi Musa AS mengantarkannya pada pertemuan bersama Fir’aun dan istrinya. Pertemuan tersebut mengungkapkan sebuah kisah yang menegaskan sebaik-baiknya cinta adalah cinta dari Sang Pemilik Kehidupan.

“Peti itu diserahkan kepada Fir’aun yang sedang duduk bersama istrinya. Begitu dibuka, dia [istri Firaun] lihat, istrinya terkagum-kagum, ‘ini penyejuk mataku. Hei, Firaun, ini anak laki-laki tolong jangan bunuh dia’. Fir’aun pun terpengaruh. Akhirnya, dia [Fir’aun] katakan ‘kalau dia besar, dia bisa bermanfaat buat kita’. Akhirnya dipeliharalah Nabi Musa AS” ujar Quraish Shihab.

Kekaguman istri Fir’aun dan terpengaruhnya Fir’aun terhadap Nabi Musa AS dikisahkan sebagai perwujudan dari diberikannya Nabi Musa AS cinta Tuhan.

“Tuhan berfirman, ‘itu demikian karena Aku mencampakkan cinta kepada mu, wahai Musa’. Jadi, ada cinta Tuhan dicampakkan kepada Nabi Musa dan kalau Tuhan mencintai seseorang, semua akan cinta padanya” pungkas Quraish Shihab.

Kisah ini juga turut mengisyaratkan bahwa cinta sejati tiada lain berasal dari cinta-Nya. Kebesaran cinta-Nya bahkan mampu mempengaruhi orang sekeras Fir’aun. Lantas, bagaimana kita mampu menggapai cinta-Nya?

Menggapai Cinta-Nya

Menggapai cinta-Nya adalah keinginan setiap hamba-Nya, sebab ada keberkahan yang turut bersemayam dalam cinta itu. Quraish Shihab menjelaskan bahwa terdapat sebuah doa yang dapat kita panjatkan dalam memohon cinta-Nya.

“Ya Allah, anugerahi aku cinta-Mu, cinta orang yang mencintai-Mu, dan cinta pekerjaan yang Kamu sukai” terang Quraish Shihab.

Quraish Shihab juga menjelaskan bahwa terdapat sebuah hadis yang menjelaskan lebih lanjut perihal jalan mencapai cinta Tuhan.

“Dalam suatu hadis dikatakan ‘laksanakan kewajibanmu’. Setelah selesai kewajibanmu, laksanakan anjuran-anjuran. Kalau sudah sering kamu melaksanakan anjuran-anjuran, Tuhan mencintai kamu. Dan, kalau Tuhan mencintai kamu, mata yang kamu gunakan adalah mata Tuhan, telinga yang kamu gunakan adalah telinga Tuhan, dan tangan yang kamu gunakan adalah tangan Tuhan.” pungkas Quraish Shihab.

Mau tahu lebih banyak tentang kisah-kisah lainnya?

Saksikan Shihab & Shihab edisi Ramadan berikutnya, tayang setiap hari jelang waktu berbuka puasa di Indosiar dan Vidio.com setiap harinya. Shihab & Shihab menemani kamu menantikan waktu berbuka puasa dengan dialog antara Quraish Shihab dan Najwa Shihab membahas kisah-kisah menarik dan berharga dalam Al-Qur’an.

Sampai jumpa menjelang waktu berbuka!

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR