Setelah mengambil alih pemerintahan Afghanistan, Taliban menjanjikan komunitas internasional tidak akan memproduksi narkotika apapun, dan memastikan tidak ada yang terlibat dalam penyeludupan obat ilegal dari Afghanistan.
Permasalahannya, opium adalah penyumbang dana terbesar Taliban. Sehingga, ini menjadi tanda tanya besar: Apakah mungkin Taliban bertahan tanpa opium?
Untuk lebih memahami mengenai sejarah politik Afghanistan hubungan mereka dengan Amerika, Tiongkok, dan negara lainnya, dapat dilihat dalam literatur:
Untuk memahami bagaimana dampak kudeta AS di Iran 1953 mendorong produksi opium lebih besar di Afghanistan, silahkan baca artikel jurnal berjudul "Poppy Politics: American Agents, Iranian Addicts and Afghan Opium, 1945–80" ini:
https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/00210862.2011.637773?needAccess=true&journalCode=cist20
Artikel yang menjelaskan kesalahan umum bahwa Afghanistan bisa bebas cepat dari bisnis opium. Atau kalau Taliban berkuasa, ekonomi opium akan lenyap begitu saja. Tulisan kuat dari Vanda Felbab-Brown:
https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/14678800600739135
Agar dapat konteks dan penjelasan mengapa penanaman opium tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari di Afghanistan
https://www.thenewhumanitarian.org/in-depth/bitter-sweet-harvest-afghanistans-new-war
Artikel untuk memahami wacana pelarangan opium Taliban
https://www.independent.co.uk/voices/taliban-afghanistan-drugs-heroin-ban-b1905589.html
Laporan dari United Nations Office for Drug Control and Crime Prevention ini akan membantu menjelaskan soal ekonomi opium di Afghanistan
https://www.loc.gov/item/2015325354/
Data-data terakhir
https://www.unodc.org/unodc/en/frontpage/2021/May/afghanistan_-37-per-cent-increase-in-opium-poppy-cultivation-in-2020--while-researchers-explore-novel-ways-to-collect-data-due-to-covid-19.html