Dokter TGIPF Kanjuruhan: Ada Senyawa Lain dalam Gas Air Mata

Tim Narasi Newsroom mendapatkan dokumen hasil pengujian laboratorium BRIN, atas sampel gas air mata yang ditembakkan polisi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, seusai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di ajang BRI Liga 1 Indonesia, pada Sabtu, 1 Oktober 2022. Hasil uji itu mengungkapkan ada senyawa lain dalam selongsong gas air mata yang diuji oleh BRIN. 

Meski hasil itu tak dijelaskan secara detail, apakah gas itu berbahaya atau tidak, tetapi temuan ini makin memperkuat bahwa penyebab utama kematian ratusan suporter di Stadion Kanjuruhan ialah karena gas air mata. 

Kami juga menemui Prof. dr. M Nasser, dokter yang namanya sempat disebut oleh Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Kanjuruhan yang dibuat oleh Kementerian Politik Hukum dan Keamanan. Ia adalah salah satu dokter yang pendapatnya dijadikan rujukan oleh TGIPF Kanjuruhan. 

Kepada Narasi, dr Nasser mengungkap bahwa ada indikasi gas air mata menjadi penyebab utama kematian para suporter di Kanjuruhan. Indikasi itu bisa dilihat dari waktu kematian korban yang kebanyakan kurang dari enam jam setelah mereka menghirup gas air mata yang ditembakan polisi ke tribun di Stadion Kanjuruhan.

KOMENTAR

SELANJUTNYA

TERPOPULER