Dalam salah satu iklan kampanyenya, capres 01 Jokowi menggagas soal tiga kartu sakti yang mencakup pemberian sembako, kartu untuk kuliah dan kartu prakerja. Mengenai kampanye itu, Jubir TKN Jokowi-Ma'ruf, Meutya Hafid mengatakan kalau sembako adalah kebutuhan dasar rumah tangga yang menjadi kewajiban negara. “Sementara KIP Kuliah, untuk menyiapkan anak muda kita kuliah dan menjadi terdidik karena kita akan menghadapi bonus demografi. Jangan sampai itu jadi beban negara,” katanya.
Mengenai E-KTP, Meutya mengakui kalau kartu itu belum bisa dan harus ada tahapannya. Menanggapi Meutya, Koordinator Jubir BPN Prabowo-Sandi, Dahnil A. Simanjuntak melihat ketidaksempurnaan E-KTP karena kartu tersebut dikorupsi oleh Setya Novanto, politisi Partai Golkar. “Jadi ini aneh, saat ada capres yang mengaku paham dan mendorong digitalisasi, tapi bingung soal digitalisasi E-KTP. Jadi seharusnya digitalisasi kartu yang bisa terkoneksi ke lembaga, sehingga tidak perlu keluar uang banyak dengan kartu-kartu itu,” kata Dahnil. Bahkan, Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi, Mardani Ali Sera mengatakan kartu prakerja adalah kartu bullshit.