Adian vs Dahnil: Hoaks dan Pencitraan

Waktu pencoblosan Pilpres 2019 semakin dekat. Kampanye terbuka pun sudah digulirkan. Masing-masing pasangan capres-cawapres pun mengeluarkan jurus terbaiknya saat kampanye untuk menggaet suara para pemilih. Misalnya, Prabowo Subianto yang mengatakan rakyat sudah bosan dengan pencitraan, sementara Jokowi dalam kampanye mengatakan akan melawan hoaks yang selama 4,5 tahun itu menyerangnya.

Menanggapi pernyataan Jokowi, Koordinator Jubir BPN Prabowo-Sandiaga, Dahnil A. Simanjuntak, mengatakan demokrasi itu prinsipnya menggembirakan, bukan saling lawan-melawan. “Lawan fitnah dan hoaks iya. Tapi begini, prinsip Pak Prabowo selama 21 tahun difitnah dia memaafkan. Selain itu, selama 4,5 tahun rakyat kita dibohongi soal mobil Esemka, pertumbuhan 7 persen, penyelesaian hukum Novel Baswedan, mereka tidak bilang lawan. Mereka melawan hoaks itu lewat pemilu,” kata Dahnil.

Sementara anggota TKN Jokowi-Ma'ruf, Adian Napitupulu melihat Pemilu itu momentum untuk membangun bangsa. “Namun, bangsa yang besar itu tidak bisa dibangun di atas kebohongan, fitnah dan kekerasan. Rakyat harus tahu, ada kekerasan di masa lalu. Itu tidak boleh dilupakan. Ada perampasan lahan, penculikan aktivis. Kalau Pak Jokowi bilang, lawan kebohongan dan fitnah, saya setuju. Lawan bersama-sama,” ujar Adian.

KOMENTAR

SELANJUTNYA

TERPOPULER