Jika pada Pilpres 2014 Jokowi lebih dulu mendeklarasikan diri sebagai pemenang, di Pilpres 2019 Prabowo melakukan hal yang sama. Dengan alasan tidak ingin dicurangi saat menunggu hasil penghitungan resmi, Prabowo bahkan mendeklarasikan kemenangan hingga empat kali.
Menurut Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi, Priyo Budi Santoso, deklarasi dilakukan karena situasi genting. “Itu angka yang disampaikan Pak Prabowo itu angka real. Real Count dari saksi kami. Soal deklarasi, itu lazim di berbagai negara demokrasi manapun. Terlebih lagi, kami itu penantang. Jadi deklarasi itu pilihan rasional. Namun, ini pesan langsung dari Prabowo, dia tetap menghormati penghitungan terakhir dari KPU,” kata Priyo.
Sementara itu soal politik kegentingan, Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf, Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa pandangan itu tidak tepat. “Tidak ada itu kegentingan. Semua berjalan lancar. Soal deklarasi kemenangan dari kubu 02, itu saya pikir upaya menjaga militansi kubu Prabowo. Jadi wajar. Tapi, kita bisa mencermati, terakhir klaimnya saja berubah-ubah soal angka. Kita bisa buka-bukaan saja soal data,” kata Hasto.