Capim KPK Soal Kasus Novel

29 Aug 2019 06:08 WIB

Proses pemilihan pimpinan KPK sedang berlangsung. Ada sejumlah catatan kontroversial yang kini jadi sorotan, mulai dari para panitia seleksi yang dianggap punya potensi konflik kepentingan hingga rekam jejak calon pimpinan. Beberapa calon pimpinan KPK diundang untuk hadir ke Mata Najwa, namun hanya dua orang capim KPK yang berani hadir. 

Roby Arya Brata, mengatakan sudah 25 tahun bekerja sebagai PNS. Roby sudah ketiga kalinya mengikuti tes sebagai calon pimpinan KPK. “Segala permasalahan yang menggerogoti negara ini korupsi. KPK saat ini kurang bermanfaat. Visi KPK keliru, bukan untuk menangkapi orang, tapi harusnya mencegah orang agar tidak mencuri,” kata Roby. Soal kasus Novel, Roby melihat ada kesalahan di sistem. “Problemnya, KPK punya kewenangan menyidik penegakan hukum."

Nurul Ghufron, saat ini berprofesi sebagai Dekan Fakultas Hukum di Universitas Jember. “Secara akademik, keilmuan saya pas untuk KPK, bukan hanya untuk penindakan, tapi juga pencegahan korupsi. Kalau kandidat lain lebih pada aplikatif (penindakan),” kata Ghufron. Jika terpilih sebagai pimpinan KPK, Ghufron mengatakan kasus Novel Baswedan adalah serangan terhadap KPK. “Kalau Polri punya tekad mengungkapnya, harusnya kasus Novel bisa selesai,” ujarnya.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

SELANJUTNYA

TERPOPULER