Cara Caleg Utusan Rebut Suara

Kendati maju menjadi caleg, para aktivis ini mengatakan masih enggan mengampanyekan diri. Hal itu dikatakan Rukmini Toheke, aktivis perempuan adat yang menjadi caleg DPR RI. “Saat ada bencana di Palu, kami bersama teman-teman AMAN ikut membantu. Tapi saya tidak mau kampanye. Nanti dibilang pamrih. Saya di masyarakat adat sudah terbiasa bahu-membahu dan tolong-menolong. Saya cukup orang-orang komunitas saja yang berkampanye di komunitasnya,” kata Rukmini.  

Mengutamakan pendekatan kemanusiaan membuat Baihajar Tualeka tidak pernah berkampanye di komunitasnya. “Saya membuat acara dan mengadakan diskusi, tapi tidak pernah berkampanye. Justru ibu-ibu komunitas yang mempromosikan kami. Mereka yang mengampanyekan,” kata Baihajar. 

Sutradara Agus Sasongko mengatakan, caleg-caleg aktivis mempunyai modal yang kuat. “Saya pikir, ide-ide bagus yang memperjuangkan komunitas itu harus ditampilkan di APK. Karena, itu yang berguna bagi komunitasnya,” kata Agus.

Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan caleg-caleg aktivis komunitas ini tidak perlu banyak bersuara, tapi biarkan orang-orang komunitas yang pernah dibantunya atau merasakan manfaat dari mereka yang bersuara.

KOMENTAR

SELANJUTNYA

TERPOPULER