Survei PPM UIN Syarief Hidayatullah yang menemukan sebagian besar guru terindikasi intoleran. Bahkan, angka guru intoleran itu mencapai 63 persen. Sekolah yang diharapkan menjadi tempat persemaian anak-anak muda terdidik justru berpotensi menjadi tumbuh suburnya ekstremisme di Indonesia.
Miftah Nur Sabri dari kubu Prabowo yakin, jika tingkat melek sains, teknologi dan matematika peserta didik Indonesia tinggi, itu akan menjadikannya lebih toleran.
Sementara Gamal mengkritik pemerintahan Jokowi yang gagal meredam tumbuhnya sikap ekstremisme. “Jika Prabowo-Sandi memimpin, kami akan membangun kerukunan tanpa berdasar SARA,” kata jubir Prabowo-Sandi tersebut.
Dedek Prayudi justru membantah pernyataan Gamal. “Saya pikir kita harus sepakat, terutama bagi kawan-kawan yang mendukung koalisi Prabowo-Sandi untuk tidak lagi menggunakan isu SARA dalam kampanyenya. Itu memecah belah. Seperti terjadi di Pilkada DKI yang melarang mayat untuk disholati karena berbeda pilihan,” sindir Dedek.