Tahun 2018 dan 2019 menjadi tahun politik karena ada agenda pilkada dan pemilihan anggota legislatif dan pemilihan presiden. Namun anggota F-PDIP DPR RI Ahmad Basarah tak setuju. “Tahun politik seakan menjadi pembenaran terhadap tahun yang dianggap akan terjadi konflik. Saya lebih setuju tahun ini disebut sebagai tahun demokrasi, sesuai dengan sila keempat Pancasila,” tutur Ahmad Basarah.
Demikian salah satu pendapat ketika Mata Najwa meminta komitmen elit politik untuk mencegah konflik pada Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu Serentak 2019.
Menutup Mata Najwa On Stage, Catatan Najwa dibacakan tuan rumah Mata Najwa yang diiringi lagu “Suara” oleh Kunto Aji. “Rakyat seringkali didengar hanya jelang pemilu, lantas diabaikan setelah kampanye berlalu Janji-janji manis diobral dengan begitu mudah, harapan-harapan palsu yang berharga murah. Kita tidak menuntut wakil rakyat yang serba sempurna, hanya meminta mereka konsisten antara laku dan kata. Menjaga amanah warga dengan serius, jangan kroni dan partai saja yang diurus. Jangan sampai wakil rakyat identik dengan dusta, dan parlemen dianggap taman kanak-kanak belaka. Cemaslah pada rakyat yang mulai merasa muak, imaji tentang demokrasi sedang terancam retak. Bukan hanya diktator yang bisa menghancurkan demokrasi, tapi juga defisit kepercayaan dari rakyat sendiri. Mari jadikan demokrasi menjelma dalam sehari-hari, bukan sekedar ritual lima tahun sekali.”