Wakil Ketua Dewan Penasehat Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan ia mendengar ada beberapa informasi soal berapa jumlah orang yang hadir di reuni Aksi Bela Islam 212. “Tapi saya pikir ini bukan soal kuantitas, tapi kualitas. Lagi pula yang perlu dicatat, nasionalisme ada di mereka. Itu terbukti dengan masih dinyanyikannya lagu Indonesia Raya,” katanya.
“Saya mengakui, ada rasa kecintaan dan nasionalisme dari orang-orang yang hadir di reuni itu. Tapi, sayangnya memang dinodai oleh politik. Ini bahayanya, kegiatan agama tapi sangat politis. Harusnya, keduanya (Jokowi-Prabowo) diundang, jangan cuma satu,” kata Kapitra Ampera, alumni Aksi Bela Islam 212 yang saat ini menjadi pendukung Jokowi.