Prinsip dan Nilai Filosofis Srimulat

2 Jan 2019 21:01 WIB

Meskipun terlihat sepele dan berisi puluhan tukang guyon, nyatanya Srimulat memiliki prinsip yang luhur dan sarat nilai filosofis. Menurut Eko Saputro, putera sulung mendiang pendiri Srimulat Teguh Slamet Rahardjo, ayahnya punya prinsip sederhana tapi bermakna. “Menghibur dan membuat orang tertawa itu pekerjaan mulia,” kata Eko yang biasa dipanggil Kokok ini. Selain itu, ada manifesto Srimulat yang dijalankan oleh para personilnya dan melambungkan nama grup ini, yakni aneh itu lucu, lucu itu aneh. Filosofi itu tergambar melalui judul-judul pementasan yang aneh, yakni Drakula vs Ratu Jaipong, Festival Rayuan Gombal, Drakula 8 Penjuru Mata Angin. Nama dan judul nyentrik itu muncul karena keluasan bacaan dan tontonan Teguh Slamet. Pengaruh bacaan dan filosofi mataraman Jawa, membuat Teguh memposisikan pembantu atau batur sangat vital dalam setiap lawakan Srimulat. “Dari dialog pembantu itulah cerita mengalir, seperti alur dan para pemain Srimulat dengan cerdiknya mengembangkan alur itu,” kata Herry Gendut penulis buku Teguh Slamet. Padahal, menurut pengakuan personil Srimulat, dalam setiap pentas tidak pernah ada naskah, tapi semuanya spontan.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

SELANJUTNYA

TERPOPULER