Masalah pasokan darah untuk kepentingan medis jadi salah satu alasan lahirnya Reblood. Aplikasi yang diciptakan Leonika Sari ini berupaya memicu aksi donor darah untuk memenuhi stok 1.000 kantung darah per hari. “Dulu saat kuliah hampir setiap minggu dapat Broadcast Message di mana ada pasien yang kritis di rumah sakit. Dari situ kita lihat, Indonesia mengalami kekurangan 1 juta kantung darah per tahunnya. Akibatnya, setiap menit ada yang meninggal karena masalah ini,” kata CEO Reblood, Leonika Sari.
Menurut Leonika, kurangnya sosialisasi dan kesadaran masyarakat untuk donor darah membuat pasokan darah di PMI sedikit. “Di kalangan anak muda, jangankan menjadi pendonor, 50%-nya saja bahkan nggak tahu golongan darah mereka apa,” ujarnya. Leonika ingin aksi donor darah jadi gaya hidup sehat dan rutinitas, bukan hanya kegiatan reaktif jika ada kondisi darurat dari rumah sakit. Untuk anak muda yang menjadi pendonor, Reblood memberikan reward seperti t-shirt, voucher dan sembako.
Dari data yang dimiliki Reblood, saat ini ada 18.000 pengguna Reblood yang tersebar di Surabaya. Untuk mengembangkan bisnis Reblood, Leonika memberikan data para pendonor ke perusahaan produk kesehatan. Pengamat ekonomi dan bisnis Rhenald Kasali mengatakan Reblood tetap harus memikirkan how to monotize aplikasinya. “Karena kalau tidak, habis duitnya dan kalian akan kehabisan energi,” ujarnya.
Tonton juga part lainnya.
Part 1 - https://www.narasi.tv/mata-najwa/wahyoo-aplikasi-warteg-digital
Part 2 - https://www.narasi.tv/mata-najwa/cerita-pemilik-warteg-kekinian
Part 3 - https://www.narasi.tv/mata-najwa/halodoc-akses-mudah-layanan-kesehatan
Part 4 - https://www.narasi.tv/mata-najwa/gibran-jan-ethes-jatuh-saya-pakai-halodoc
Part 5 - https://www.narasi.tv/mata-najwa/riliv-aplikasi-curhat-online
Part 7 - https://www.narasi.tv/mata-najwa/cari-ustaz-di-cariustadzid