Riliv, Aplikasi Curhat Online

Tingginya angka kasus bunuh diri membuat Audrey Maximillian Herli resah. Kurangnya akses ke perawatan kesehatan mental, termasuk terapi kejiwaan menjadikan orang yang terbelit masalah mengambil jalan pintas, bunuh diri. Kendati ada psikolog, tak sedikit orang yang malu datang karena khawatir dianggap gila. 

“Saya lihat fenomena sosial, saat orang ada masalah pribadi, mereka menulis status di facebook, twitter. Bukan menyelesaikan masalah, malah timbul masalah baru. Cyber bullying. 

Ingin datang ke psikolog, selain malu juga dianggap mahal. Akhirnya kami membuat aplikasi yang mempertemukan psikolog dan klien, sehingga bisa curhat,” kata CEO Riliv, Audrey Maximillian 

Menurut Audrey, 89% pengguna Riliv itu adalah orang-orang yang pertama kalinya berinteraksi dengan psikolog. Sementara menurut psikolog mitra Riliv yang berasal dari Kalimantan Barat, Partika Dimas, dirinya mempunyai klien dari seluruh Indonesia. “Dari Indonesia terjauh dari Papua. Untuk luar negeri, ada dari Jerman, Jepang, Inggris. Tapi semua orang Indonesia,” kata Partika. 

Tonton juga part lainnya.

Part 1 - https://www.narasi.tv/mata-najwa/wahyoo-aplikasi-warteg-digital

Part 2 - https://www.narasi.tv/mata-najwa/cerita-pemilik-warteg-kekinian

Part 3 - https://www.narasi.tv/mata-najwa/halodoc-akses-mudah-layanan-kesehatan

Part 4 - https://www.narasi.tv/mata-najwa/gibran-jan-ethes-jatuh-saya-pakai-halodoc

Part 6 - https://www.narasi.tv/mata-najwa/reblood-donor-darah-jadi-gaya-hidup

Part 7 - https://www.narasi.tv/mata-najwa/cari-ustaz-di-cariustadzid

KOMENTAR

SELANJUTNYA

TERPOPULER