Wiranto Buka Suara Soal Korban Tewas di Papua

Konflik Papua bukan kali pertama terjadi. Selama bergabung dengan Indonesia, Bumi Papua selalu diwarnai gejolak. Konflik berkepanjangan itu selalu berujung pada tuntutan pemisahan dari Republik Indonesia. Bagi orang Papua, pemerintah Indonesia tidak pernah benar-benar mengurus Papua secara manusiawi. Pendekatan keamanan selalu menjadi solusi yang ditawarkan oleh pemerintah, yang terbaru pemerintah mengirimkan 6000 pasukan tambahan. 

Menkopolhukam Wiranto mengatakan penambahan ribuan pasukan gabungan dimaksudkan untuk melindungi publik, termasuk fasilitas-fasilitas publik yang selama ini jadi sasaran kemarahan warga. “Jangan ditafsirkan itu untuk memerangi rakyat kita sendiri. Ingat saat pasukan kurang, akhirnya terjadi demo yang anarkis dengan pembakaran di mana-mana. Jadi pasukan untuk menjaga situasi menjadi kondusif,” kata Wiranto soal korban yang tidak disebutkan, Wiranto mengatakan dirinya tidak mau gegabah karena belum ada laporan valid.

Menurut data dari Kapolri dan Panglima TNI, kata Wiranto, 1 anggota TNI meninggal dan 2 anggota TNI luka parah. “3 anggota Polri luka-luka dan 6 warga sipil yang meninggal, sementara di Papua Barat hanya luka-luka,” katanya. Soal internet yang dibatasi, Wiranto mengatakan itu untuk mengerem penyebaran hoaks dan provokasi. Sedangkan soal pernyataan Gubernur Papua Lukas Enembe yang tidak percaya UU Otsus, Wiranto mengatakan harus ada dialog, bukan perjanjian baru. “Perjanjian itu antara negara dengan negara, bukan pusat dengan daerah. Tidak ada negara dalam negara,” katanya.

KOMENTAR

SELANJUTNYA

TERPOPULER