2 Agustus 2022 16:08 WIB
Editor: Akbar Wijaya
Ayman al-Zawahiri, Pemimpin Tertinggi al-Qaidah meregang nyawa di tempat persembunyiannya di Kabul, Afghanistan. Kematian Zawahiri disebut Presiden Amerika Serikat Joe Biden sebagai sukses besar dalam perang melawan terorisme.
Bagaimana sepak terjang Zawahiri dan fakta-fakta seputar kematiannya?
Kematian Ayman al-Zawahiri disampaikan langsung Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Senin (1/8/2022) malam waktu setempat.
“Atas arahan saya Amerika Serikat telah berhasil menyelesaikan serangan udara di Kabul, Afghanistan yang membunuh pemimpin al-Qaidah Ayman al-Zawahiri,” kata Biden.
Eksekusi kematian Zawahiri lewat serangan udara mendapat persetujuan langsung Biden.
Persetujuan diberikan Biden setelah ia mendapatkan informasi akurat dari para informan lapangan mengenai keberadaan al-Zawahiri
“Setelah berhati-hati mempertimbangkan bukti yang jelas dan meyakinkan dari lokasinya, saya mengizinkan serangan presisi yang akan mengeluarkannya dari medan perang,” ujar Biden.
Kematian Zawahiri merupakan buah operasi bertahun-tahun intelejen Amerika Serikat sejak era Presiden Bush, Obama, hingga Biden.
Operasi itu menemukan titik terang ketika para petugas intelejen Amerika Serikat di Afghanistan memberikan informasi kepada Biden bahwa Zawahiri beserta anak dan istrinya tinggal di rumah keluarga dekat mereka di Kabul.
Setelah mengetahui denah lokasi dan konstruksi rumah persembunyian Zawahiri Amerika Serikat mulai mempersiapkan serangan.
Pada awal Juli Direktur CIA William Burns, Penasihat Keamanan AS, dan sejumlah anggota kabinet bidang pertahanan memberikan rencana rincian operasi kepada Biden di Ruang Situasi Gedung Putih.
Biden akhirnya memberikan lampu hijau untuk melakukan serangan dengan catatan meminimalisir korban sipil.
Sabtu, 30 Juli 2022 sekitar pukul 21:48 waktu setempat dua buah rudal dari pesawat tak berawak diluncurkan ke arah Zawahiri yang sedang berada di bagian atas rumah.
Ia dinyatakan tewas dalam serangan itu.
“Misi ini direncanakan dengan hati-hati dengan ketat meminimalkan risiko membahayakan warga sipil lainnya," ujar Biden.
Biden mengklaim serangan udara Amerika Serikat hanya menewaskan al-Zawahiri. Sedangkan anggota keluarga maupun masyarakat sipil yang ada di sekitar lokasi tidak ada yang terluka.
“Satu pekan lalu setelah diberi tahu kondisinya optimal saya memberikan persetujuan akhir untuk pergi menjemputnya dan misi berhasil tidak ada anggota keluarganya yang terluka dan tidak ada korban sipil,” ujarnya.
Bagi Amerika Serikat al-Zawahiri punya seabrek dosa yang membuatnya layak diganjar dua tembakan rudal.
Sebagai orang nomor dua di al-Qaidah pada masa kepemimpinan Osama bin Laden, Zawahiri disebut Biden turut bertanggung jawab dalam merancang serangan 911.
“Dia sangat terlibat dalam perencanaan 911. Salah satu yang paling bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 2.977 orang di tanah Amerika,” ujar Biden.
Biden juga mengatakan Zawahiri merupakan dalang di balik serangan ke USS Cole pada tahun 2000 yang menewaskan 17 pelaut Amerika dan melukai puluhan lainnya.
Zawahiri juga disebut Biden memainkan peran kunci dalam pemboman kedutaan besar Amerika Serikat di Kenya dan Tanzania yang membunuh 224 orang dan melukai lebih dari 4500 lainnya.
“Dia mengukir jejak pembunuhan dan kekerasan terhadap warga negara amerika, tentara Amerika, diplomat Amerika, dan kepentingan Amerika,” ujar Biden.
Menurut Biden, sejak kematian Osama, Zawahiri mengambil alih kepemimpinan al-Qaidah.
Ia mengendalikan jejaring-jejaring al-Qaidah di berbagai belahan dunia, termasuk menentukan sasaran prioritas dan memandu serangan ke target yang terkait dengan Amerika Serikat dan sekutunya.
“Sekarang keadilan telah ditegakkan dan pemimpin teroris ini tidak lagi ada,” ujar Biden.
KOMENTAR
Latest Comment