Juliawati memilih profesi tak lazim sebagai seorang perias jenazah, justru karena ia bisa menemukan kebahagiaan di situ. Panggilan dari hati, demikian Julia menggambarkan kecintaannya terhadap pekerjaannya itu.
Seperti halnya kematian, Julia tak bisa memilih kapan ia akan mendapat panggilan untuk merias jenazah. Ia lebih sering bekerja malam hari, di ruang pemulasaraan, hanya berdua dengan mayat yang akan dirias.
Julia begitu menikmati pekerjaannya ini, meski ia kerap juga menemui kesulitan. Seperti harus merias jenazah yang wajahnya rusak setengah bagian, hingga yang mengeluarkan air mata.
Dari tangan Julia lah, lahir kenangan terakhir yang indah bagi keluarga yang melepas orang terkasih. Seperti apa cerita Julia dalam menjalankan pekerjaannya sebagai perias jenazah? Simak selengkapnya dalam video berikut ini.