Erick Thohir di Podcast Musyawarah, Bocorkan Soal BBM Jenis Baru

23 Jun 2023 19:06 WIB

thumbnail-article

Erick Thohir di acara Podcast Musyawarah/Dok. Narasi

Penulis: Advertorial

Editor: Advertorial

Upaya Indonesia dalam mewujudkan kemandirian energi semakin terlihat nyata dan serius. Salah satunya melalui upaya pengembangan bahan bakar nabati bioetanol menggunakan tebu sebagai bahan baku. 

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (biofuel) baru saja diteken Presiden Joko Widodo (Jokowi). Perpres tersebut mulai berlaku pada tanggal diundangkan, yaitu 16 Juni 2023.

“Percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati (biofuel) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup pemenuhan kebutuhan gula konsumsi dan industri, serta peningkatan produksi bioetanol yang berasal dari tebu sebagai bahan bakar nabati (biofuel),” tulis beleid tersebut.

Komitmen Transisi Energi Pertamina

Sejalan dengan diterbitkannya Perpres itu, Pertamina sedang bersiap untuk meluncurkan produk bahan bakar minyak (BBM) bioetanol-nya. Rencana ini adalah salah satu upaya Pertamina untuk mengembangkan energi berbasis sumber daya alam yang dimiliki Indonesia. 

BBM bioetanol dari Pertamina itu adalah BBM jenis baru, yakni Pertamax campur etanol 5% atau bisa disebut dengan bioetanol yang dalam waktu dekat, uji coba penjualan akan dilakukan di kota Surabaya.

Bioetanol sendiri diproduksi dari hasil fermentasi molases atau tetes tebu. Bahan bakar ini nantinya akan memiliki angka oktan atau RON 95, setara dengan Pertamax Plus yang pernah dijual Pertamina.

Hal tersebut tentunya sejalan dengan komitmen Pertamina dalam mendukung transisi energi. Menurut Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, ada tiga peran strategis Pertamina dalam memenuhi kebutuhan energi dalam negeri dan mendukung transisi energi berkelanjutan.

“Pertama, menjaga ketahanan energi Indonesia dengan tetap menjaga pasokan, mengikuti peningkatan kebutuhan energi. Kedua, mengoptimalkan sumber daya dalam negeri untuk kemandirian energi. Ketiga, mendukung akselerasi transisi energi menuju dekarbonisasi”.

Maka untuk mewujudkan hal tersebut, Pertamina menerapkan pilar transisi energi di antaranya mengembangkan bioenergi, geothermal, hydrogen, EV battery & ESS, gasification, new & renewable energy, natural based solution, carbon capture utilization and storage (CCUS), dan ammonia.

"Ini adalah cara untuk kita mewujudkan net zero emission dengan beberapa sumber daya yang dimiliki Indonesia, tentunya didukung dengan teknologi yang canggih," kata Nicke.

Erick Thohir: Kita Mau Uji Coba di Surabaya

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dalam acara Podcast Musyawarah di akun Youtube Najwa Shihab, mengungkap pentingnya pengembangan biofuel berbahan dasar tebu sebagai sumber energi. 

Erick memberikan contoh negara yang telah berhasil mengembangkan penggunaan biofuel, yakni Brasil. Menurutnya, Brasil telah menggunakan separuh dari total kebutuhan bahan bakarnya dari biofuel.

“Ada proyek percontohan yang sering bagus itu, di Brazil oke, ketika pemerintah berhasil bisa menekan penggunaan [BBM] kendaraan itu, [dengan] memakai biofuel, salah satunya dari gula ya. Kalau tidak salah 57% penggunaan kendaraan itu” ucapnya.

Di Indonesia, dia memberikan bocoran bahwa hal yang sama sedang dilakukan. Salah satunya, adalah uji coba yang dilakukan Pertamina di 15 stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) di kota Surabaya.

“Pakai biofuel, yaitu gula yang diproses dari energi. Kita akan lakukan itu jadi, 15 pom bensin di Surabaya kita udah uji coba” lanjut Erick.

Menurut Menteri BUMN itu, penggunaan biofuel sebagai bahan bakar bukan saja akan membantu menurunkan penggunaan BBM fosil dan masalah beban impor energi, salah satu upaya dalam transisi energi di Indonesia.

Mindset Tak Berfoya-foya Soal Energi

Najwa Shihab, salah satu host Podcast Musyawarah, menyebut pentingnya kebijakan negara yang sistemik terkait soal energi dan upaya transisinya. Namun, Najwa juga menekankan pentingnya upaya-upaya kecil dari setiap individu warga negara.

“Kalau kita bicara soal energi memang yang paling dibutuhkan segera sekarang tuh kebijakan negara yang sistemik yang berkepanjangan gitu. Yang jelas, walaupun memang ya, di level individu ada yang bisa kita lakukan gitu” ungkapnya.

Bagi Najwa, upaya-upaya kecil itu terkait dengan pola pikir atau mindset, bahwa perkara energi di Indonesia itu terbatas. Perlu pandai memanfaatkannya secara optimal. Penting untuk memahami bahwa orang-orang perlu punya mindset baru, “tak berfoya-foya soal energi”.

Jovial da Lopez lantas menyambung apa yang diucap Najwa itu dengan bertanya ke Andovi Da Lopez. “Andovi ngapain tuh untuk menghemat energi?” tanyanya.

Andovi menjawabnya, “Hal-hal simpel mematikan lampu, kalau nge-charge selesai, [alatnya] dikeluarkan. [...] Hal-hal yang dilakukan individu, kecil-kecil, ngaruhlah.”

Erick pun sepakat soal pentingnya pola pikir atau mindset itu.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER