Kehadiran AI Memang Butuh Literasi Digital Baru

23 Oct 2023 19:10 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi orang menggunakan ChatGPT. Foto: Matheus Bertelli/Pexels

Penulis: Advertorial

Editor: Advertorial

Tidak dapat dipungkiri, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah mendorong kemudahan di berbagai bidang. Penggunaan AI ditandai dengan lonjakan praktek otomatisasi yang membuat ketergantungan cara kerja pada sistem data-sentris.

Kemunculan chatbot berbasiskan AI seperti ChatGPT, Bing dan Google Bard misalnya, telah memicu kepanikan. Teknologinya berbasiskan algoritma model bahasa besar atau large language models (LLMs). Model ini tidak hanya mengajarkan AI bahasa manusia, tapi membantu berbagai pekerjaan yang susah payah dikerjakan oleh manusia: menulis kode perangkat lunak, membuat esai, dan bahkan menghasilkan atau mengubah teks dan konten. 

“Literasi Digital” Baru

Namun AI bukannya tanpa kelemahan serius. Sepenuhnya bergantung pada manusia yang membangun dan melatihnya, AI dapat diresapi dengan bias dari penciptanya. Dan konsekuensi negatif lainnya bisa datang dengan meningkatnya dominasi AI yang tidak terlihat oleh kebanyakan orang awam.

Teknologinya berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari kumpulan data besar. AI dan pengumpulan data yang tersebar luas itu, telah secara radikal mengubah kehidupan kita. 

Bahkan, perlu memikirkan 'literasi digital' dalam istilah yang sangat berbeda. Lanskapnya tidak hanya sekedar mengoperasikan alat digital; tetapi mencakup pula pemahaman tentang cara teknologi memanipulasi dan memanfaatkan informasi penggunanya.

Seperti dikutip dari laman blog LSE, 'literasi digital' di era AI adalah bentuk 'literasi algoritmik' memiliki beberapa komponen sebagai berikut:

  • mengenali kapan sistem otomatis berbasis data itu digunakan
  • memiliki pemahaman dasar tentang cara kerja sistem otomatis berbasis data – yang digambarkan oleh Tania Bucher sebagai ' imajiner algoritmik '
  • mengetahui cara bekerja dengan sistem algoritmik –misalnya, menulis dengan alat pemrosesan bahasa alami sehingga membantu (bukan menghalangi) kreativitas
  • mengetahui cara mengatasi sistem algoritmik –misalnya, menggunakan obfuscation tactics untuk menghindari kebocoran data
  • mengenali kapan masukan dan pandangan manusia diperlukan –misalnya, mengetahui kapan harus mengesampingkan keputusan otomatis, atau melawan bias algoritmik dan diskriminasi otomatis mesin

Secara umum, kelemahan AI akan mencakup adanya ancaman hilangnya pekerjaan dari tenaga kerja manusia, kekhawatiran tentang privasi, risiko keamanan dari peretasan, kurangnya kreativitas dan empati seperti manusia.

Jurusan Baru di Binus University: AI

Di Indonesia, Kampus Binus University pada September 2023 lalu diketahui meluncurkan jurusan baru, yakni artificial intelligence (AI). Langkah ini bertujuan untuk menyiapkan generasi emas Indonesia yang menguasai AI. 

Dr. Reina, S.Kom., M.M. selaku Campus Director BINUS @Kemanggisan menyatakan bahwa inovasi yang Binus University lakukan adalah upaya strategi lembaga pendidikan tinggi dalam menghadapi perubahan teknologi dalam industri yang sangat dinamis.

“Akhir-akhir ini tentunya kita banyak melihat di media mengenai bagaimana AI akan menggantikan puluhan juta pekerja di tahun 2025. Hal ini tentunya menjadi perhatian utama bagi kita untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu memanfaatkan AI dan bukan digantikan oleh AI” ucapnya.

Pendidikan jurusan AI yang ditawarkan Binus University akan berupaya menghadirkan kebutuhan pendidikan dan industri sekaligus. Program AI di Binus University akan menyertakan beberapa mata kuliah seperti Deep Learning Machine, Robotic, Applied Computation, dan lainnya. Selain itu para mahasiswa yang mengambil program atau jurusan AI akan diberikan kesempatan untuk terlibat dalam proyek inovatif yang memungkinkan mahasiswa merasakan dampak positif teknologi AI. 

Pada akhirnya, inovasi program baru AI dari  Binus University akan menghasilkan pemimpin masa depan yang bisa memanfaatkan AI dengan bijak dan etis. Juga bisa membentuk pemimpin yang memiliki kemampuan identifikasi masalah dan solusi inovatif dengan mengandalkan kekuatan AI. Di sini calon mahasiswa bisa memilih jurusan menarik dengan fokus di teknologi digital. Yuk, gabung di BINUS @Kemanggisan!

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER