19 November 2023 17:11 WIB
Penulis: Jay Akbar & Rahma Arifa
Editor: Rizal Amril
Jakarta - Dalam rangkaian perayaan ulang tahun ke-13 Mata Najwa, penyanyi Kunto Aji tampil sebagai narsumber yang membawakan tema “Pengantar Purifikasi Pikir”.
Di panggung utama, Kunto Aji memulai dengan lagu “Jangan Melamun Saat Hujan” dari album terbarunya, Pengantar Purifikasi Pikir. Lagu ini, yang merupakan track keempat dari album tersebut, dibawakan dengan nuansa yang syahdu dan penuh emosi.
Dalam penampilannya, Kunto tidak hanya membawakan lagu dari album terbarunya, tetapi juga lagu-lagu dari album Mantra-Mantra. Sambil menyanyikan lagu-lagu ini, ia berbagi pengalaman hidup yang menjadi inspirasi di balik karya-karyanya.
Di depan para penonton, Kunto Aji mengungkapkan pemikirannya tentang melamun.
“Ini adalah psikologi terbalik, dengan mengajak tidak melamun, dengan lagu saya ini malah akan ingin melamun. Menurut saya, melamun itu sangat mewah karena sekarang kita terlalu banyak ada distraksi yang tidak memberikan kita waktu untuk sendiri,” katanya.
Ia juga menjelaskan filosofi di balik judul album Pengantar Purifikasi Pikir, yang berbicara tentang pertumbuhan dan kedewasaan.
“Di semua album saya ada lagu pengantar dan penutup. Di album ini saya memulai dengan ‘Urip’ dan menutup dengan ‘Urup’,” ujar Kunto Aji.
Lebih lanjut, Kunto berbicara tentang falsafah Jawa yang dia ambil sebagai inspirasi, “Urip iku urup, hidup itu harus menyala, menyala ini maksudnya adalah bermanfaat.”
Dia menekankan pentingnya menghargai setiap hari sebagai kesempatan baru untuk membuat perubahan, bahkan dari hal-hal kecil.
Penyanyi ini juga berbagi pengalaman pribadi yang mendalam, “Pada saat membuat album ini saya kehilangan ayah saya di tahun 2022, beliau sakit kanker. Saya memilih untuk menjadi manusia yang lebih baik, saya memulai hidup sehat.”
Penampilan Kunto Aji di acara Mata Najwa tidak hanya memberikan hiburan musikal yang memukau, tetapi juga inspirasi mendalam tentang kehidupan, pertumbuhan, dan refleksi diri.
Pendiri Narasi dan jurnalis Najwa Shihab dalam pembukaan acara mengajak semua orang untuk berani bergerak dan membuat perubahan.
“Tidak ada waktu yang sempurna untuk bergerak,” ujarnya, menekankan pentingnya mengambil tindakan meski dihadapkan pada ketidakpastian dan tantangan.
Najwa juga membahas tantangan yang sering muncul saat seseorang mulai beraksi.
“Situasi hanya memburuk bagi mereka yang hanya mengutuk,” katanya, menggarisbawahi pentingnya aksi nyata dibandingkan sekadar kritik.
Dia menambahkan, “Kesediaan untuk bergerak karena problemnya ada dua, satu kita bingung mulai dari mana. Kedua, ketika kita sudah mulai menunjukkan arah, kadang kita lihat kok tidak ada perbedaan ya?”
Lebih lanjut, Najwa membahas tentang rasa putus asa yang sering muncul ketika upaya yang dilakukan tampak sia-sia.
“Sehingga kita putus asa dan berpikir ya sudah, biarkan orang lain saja yang mengerjakan. Selalu ada pikiran itu,” ucapnya.
Namun, ia mengajak hadirin untuk tetap bertahan dan bergerak dengan semangat “Tan Malaka, terbentur, terbentur, terbentuk.”
Acara ini juga diisi dengan diskusi panel, workshop, dan pertunjukan seni yang semuanya bertujuan untuk menginspirasi dan memotivasi peserta untuk bergerak dan membuat dampak yang positif dalam kehidupan sehari-hari.
Perayaan ulang tahun Mata Najwa ini tidak hanya menjadi momen refleksi dari sebuah program televisi yang telah memberikan banyak wawasan, tetapi juga sebagai platform untuk mendorong lebih banyak lagi aksi nyata dan perubahan positif di masyarakat.
KOMENTAR
Latest Comment