Hipomagnesemia adalah kondisi ketika kadar magnesium dalam darah berada di bawah batas normal. Penting bagi setiap orang untuk memahami gejala kekurangan magnesium agar dapat mengambil penanganan yang tepat.
Magnesium adalah mineral penting yang terlibat dalam banyak proses biokimia di dalam tubuh, termasuk konversi makanan menjadi energi, kontraksi otot, dan fungsi saraf. Seseorang dapat dianggap mengalami hipomagnesemia jika kadar magnesium dalam darahnya kurang dari 1.8 mg/dL. Kondisi ini sering kali diabaikan dan tidak terdiagnosis hingga gejalanya berkembang menjadi lebih serius.
Penyebab kekurangan magnesium
Pola makan yang tidak memadai
Salah satu penyebab utama kekurangan magnesium adalah pola makan yang tidak mencukupi. Banyak orang tidak mendapatkan asupan magnesium yang cukup melalui makanan sehari-hari mereka. Makanan yang kaya magnesium meliputi sayuran hijau, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Penyakit celiac dan pencernaan
Penyakit celiac atau gangguan pencernaan lainnya dapat menyebabkan malabsorpsi magnesium, yang berarti tubuh tidak dapat menyerap mineral ini dengan baik dari makanan. Masalah pencernaan ini dapat meningkatkan risiko kekurangan magnesium.
Pengaruh alkohol dan obat-obatan
Konsumsi alkohol dalam jumlah yang berlebihan dapat meningkatkan risiko hipomagnesemia. Alkohol dapat mempengaruhi penyerapan magnesium dan meningkatkan pengeluarannya melalui urin. Beberapa obat, seperti diuretik dan antibiotik, juga dapat berkontribusi pada pengurangan kadar magnesium dalam tubuh.
Gejala umum hipomagnesemia
1. Kram otot dan kedutan
Gejala umum dari hipomagnesemia termasuk kram otot, kedutan, dan tremor. Kondisi ini terjadi akibat meningkatnya kadar kalsium dalam sel saraf yang merangsang saraf otot secara berlebihan. Dalam kasus yang lebih parah, kekurangan magnesium dapat menyebabkan kejang.
2. Kelelahan yang berlebihan
Kelelahan yang berlebihan sering menjadi tanda seseorang mengalami hipomagnesemia. Kondisi ini bersifat nonspesifik, tetapi ketika rasa lelah terasa lebih intens tanpa alasan yang jelas, mungkin ini adalah indikasi kekurangan magnesium.
3. Hilang nafsu makan dan mual
Kadar magnesium yang rendah dapat menyebabkan gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, dan hilang nafsu makan. Gejala ini mengganggu proses pencernaan dan membuat tubuh sulit untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
4. Memicu asma
Kekurangan magnesium dapat berdampak negatif pada sistem pernapasan. Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan asma parah memiliki kadar magnesium yang lebih rendah. Hal ini lalu berkontribusi pada penumpukan kalsium di otot yang melapisi saluran udara, menyebabkan saluran udara menyempit dan pernapasan menjadi sulit.
5. Detak jantung tidak teratur
Gejala serius dari hipomagnesemia adalah aritmia jantung atau detak jantung yang tidak teratur. Kondisi ini dapat menimbulkan palpitasi jantung dan berpotensi meningkatkan risiko stroke.
6. Sensasi kesemutan dan mati rasa
Kekurangan magnesium juga dapat menimbulkan kesemutan atau mati rasa. Hal ini disebabkan oleh disfungsi saraf yang diakibatkan oleh rendahnya kadar magnesium.
7. Perubahan perilaku dan suasana hati
Kadar magnesium yang rendah dapat mempengaruhi kesehatan mental. Tanda-tanda ini termasuk kecemasan, depresi, dan perubahan perilaku. Magnesium berperan penting dalam pengaturan neurotransmiter yang memengaruhi suasana hati.
Dampak kesehatan jangka panjang
Osteoporosis dan risiko patah tulang
Hipomagnesemia berkontribusi terhadap risiko osteoporosis. Kondisi ini menyebabkan tulang menjadi lemah, yang meningkatkan kemungkinan patah tulang, terutama di kalangan lansia.
Gangguan mental dan emosional
Kesehatan mental yang terganggu akibat kekurangan magnesium dapat menyebabkan gangguan emosional serius. Gejala yang sering muncul adalah depresi, kecemasan, dan masalah kognitif.
Peningkatan risiko hipertensi
Kekurangan magnesium telah dikaitkan dengan peningkatan Tensinya darah. Ini dapat berisiko tinggi terhadap kondisi jantung dan harus diwaspadai oleh individu dengan riwayat hipertensi.
Pencegahan dan pengobatan
Mengatur pola makan bergizi
Pencegahan hipomagnesemia dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang kaya magnesium seperti sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Suplemen magnesium
Jika terdiagnosis kekurangan magnesium, dokter mungkin meresepkan suplemen magnesium untuk mengembalikan kadar dalam darah. Suplementasi ini seringkali dilakukan melalui bentuk tablet atau infus, tergantung pada tingkat keparahan.
Memperbaiki gaya hidup dan kebiasaan
Menghindari konsumsi alkohol berlebih, menjaga pola makan sehat, dan berolahraga secara teratur dapat membantu mencegah hipomagnesemia. Rutin memeriksakan kesehatan untuk mendeteksi kekurangan magnesium sejak dini juga sangat dianjurkan.