28 Agustus 2023 16:08 WIB
Penulis: Elok Nuri
Editor: Rizal Amril
Munculnya artification intelligence atau AI membawa euforia bagi kemajuan dunia digital. Namun, sayangnya kehadiran AI tidak selalu berdampak positif.
Baru-baru ini, peneliti mengungkap bahwa AI dapat dibuat untuk menebak password hanya dari suara yang dihasilkan keyboard ketika memencet tombol.
Melansir The Guardian, AI penebak password dari suara keyboard ini memiliki tingkat akurasi lebih dari 90 persen.
Menebak apa yang ditulis melalui suara perangkat keras yang digunakan sebenarnya bukan hal baru. Metode ini disebut sebagai acoustic side channel attack (ASCA).
Dalam bukunya berjudul The CIA and the Cult of Intelligence (1974), Victor Marchetti dan John D. Marks menyebut ide untuk meretas kata sandi melalui suara perangkat keras pernah mengemuka pada akhir dekade 60-an hingga pertengahan 70-an.
Kala itu, metode ini digunakan oleh Badan Intelijen Amerika (CIA) sebagai salah satu metode yang digunakan untuk operasi mata-mata.
Pada awal 2000-an, metode ini kembali menjadi buah bibir setelah perkembangan perangkat telepon genggam kian pesat.
Penelitian mengenai kemampuan AI memproses ASCA dilakukan oleh sejumlah ilmuwan komputer asal Inggris.
Penelitian tersebut terangkum dalam sebuah jurnal berjudul "A Practical Deep Learning-Based Acoustic Side Channel Attack on Keyboards" (2023).
Para peneliti yang terdiri dari Joshua Harrison, Ehsan Toreini, dan Maryam Mehrnezhad tersebut menggunakan MacBook Pro versi 2021 yang kini masuk daftar laptop paling populer sebagai perangkat yang diuji.
Penelitian tersebut dilakukan dengan mendekatkan handphone yang telah berisi AI ke laptop uji coba.
Hasilnya, AI mampu menebak huruf apa saja yang ditekan pada keyboard laptop uji coba tersebut. Tingkat akurasinya bahkan mencapai 95 persen.
Melansir The Guardian, para peneliti menjelaskan bahwa penelitian mereka dapat digunakan untuk memberitahu publik mengenai risiko keamanan digital.
Menurut Ehsan Toreini, salah satu peneliti asal Inggris tersebut, menyatakan bahwa model peretasan ini mungkin akan lebih banyak ditemukan dalam beberapa waktu ke depan.
Hal tersebut mungkin terjadi karena perkembangan teknologi perekam suara yang kini makin berkualitas dan terjangkau.
Ehsan memberi contoh, model ini dapat digunakan, misalnya, dalam sebuah pertemuan online melalui Zoom atau aplikasi telekonferensi lain.
Dengan perangkat mikrofon yang bagus, AI dapat memprediksi huruf yang ditekan hanya dari suara yang tertangkap dalam aplikasi Zoom.
Tiga peneliti tersebut menyebutkan, meskipun AI dapat diprogram untuk meretas password dari suara keyboard, terdapat cara untuk menghindari hal tersebut terjadi.
Salah satunya dengan menggunakan password biometrik atau mengaktivasi sistem verifikasi dua langkah.
Selain itu, penambahan huruf kapital juga dapat mengurangi risiko kebocoran karena bunyi tombol shift yang samar ketimbang yang lainnya.
Selain itu, Profesor Feng Hao dari Universitas Warwick mengimbau untuk tidak menuliskan pesan atau kalimat bersifat rahasia (seperti kata sandi atau informasi pribadi) ketika melakukan telekonferensi.
"Selain suara, video yang memperlihatkan pergerakan bahu dan lengan juga dapat diidentifikasi untuk mendapatkan informasi mengenai tombol yang ditekan di keyboard, meskipun keyboard tidak terlihat di kamera," katanya.
KOMENTAR
Latest Comment