Aksi Gerakan Suara Ibu Tolak UU TNI di Sarinah Jakarta

28 Mar 2025 15:19 WIB

thumbnail-article

Berbagai elemen organisasi perempuan yang mengatasnamakan Suara Ibu Indonesia menggelar aksi protes di kawasan Sarinah, Menteng, Jakarta Pusat, pada Jumat, (28/3/2025). Sumber: lawjustice.co.

Penulis: Margareth Ratih. F

Editor: Margareth Ratih. F

Sebanyak sekelompok perempuan menggelar aksi di Sarinah, Menteng, Jakarta Pusat, pada tanggal 28 Maret 2025. Aksi ini merupakan bagian dari Gerakan Suara Ibu Indonesia yang bertujuan untuk mengekspresikan keprihatinan terkait pengesahan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI). Peserta yang hadir terdiri dari ibu rumah tangga, aktivis, pekerja, hingga mahasiswa, yang bersama-sama menyuarakan kepedulian dan kesedihan mereka terhadap situasi terkini di Indonesia.

Di tengah situasi yang mencekam, di mana kekerasan terhadap mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi semakin meningkat, para ibu menyatakan dukungan penuh untuk perjuangan anak-anak mereka. Tuntutan utama yang disuarakan dalam aksi ini mencakup permintaan untuk membatalkan revisi UU TNI serta menghentikan tindakan kekerasan yang dilakukan aparat terhadap mahasiswa, selaras dengan keinginan untuk mengembalikan peran tentara yang seharusnya membela tanah air, bukan menjalankan kepentingan elit politik.

Perjuangan melawan kekerasan terhadap mahasiswa

Dalam aksi tersebut, sorotan utama tertuju pada kekerasan yang dialami oleh mahasiswa yang berjuang menolak UU TNI. Aksi demonstrasi yang dilakukan di berbagai daerah di Indonesia seringkali dibalas dengan tindakan represif dari aparat kepolisian. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama bagi para ibu, yang merasa bahwa anak-anak mereka tidak mendapatkan perlindungan dalam memperjuangkan hak dan aspirasi mereka.

Dukungan kepada mahasiswa sangat ditekankan selama aksi berlangsung. Para ibu menyampaikan pernyataan bersama yang mengekspresikan rasa tidak rela mereka melihat anak-anak mereka menghadapi kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia. Pernyataan tersebut juga mengajak masyarakat untuk bergandeng tangan, memperjuangkan keadilan dan kebebasan berbicara, serta memastikan bahwa generasi mendatang dapat hidup di lingkungan yang lebih baik.

Sejarah dan inspirasi gerakan ibu

Gerakan Suara Ibu ternyata tidak muncul secara tiba-tiba. Ini adalah kelanjutan dari sejarah panjang perjuangan perempuan di Indonesia. Sejak era reformasi, perempuan telah mengorganisir diri melalui berbagai bentuk aksi untuk menampakkan kepedulian mereka terhadap kondisi sosial dan politik.

Aksi di Sarinah mengingatkan pada aksi-aksi sebelumnya, di mana perempuan juga keluar ke jalan untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan pemerintah. Pelajaran yang bisa diambil dari sejarah ini adalah bagaimana perempuan dapat menggunakan peran mereka sebagai ibu untuk menyuarakan suara kolektif, dan menantang dominasi patriarki dalam politik.

Strategi di balik gerakan ini tidak hanya mencakup penjelaahan isu kekerasan, tetapi juga pemanfaatan kekuatan simbiotik antara gerakan perempuan dan pergerakan mahasiswa. Dalam hal ini, para ibu memahami bahwa suara mereka dapat menjadi alat yang kuat untuk menarik perhatian pada isu yang lebih luas, yakni demokrasi dan hak asasi manusia.

Dampak dan harapan dari aksi ini

Pengesahan UU TNI membawa implikasi serius bagi masyarakat. Dengan masuknya kekuatan militer ke ranah sipil, kekhawatiran akan meningkatnya otoritarianisme dan penindasan terhadap kebebasan sipil semakin mengemuka. Hal ini menciptakan ketidakpastian dan ketakutan di kalangan masyarakat, terutama di kalangan perempuan dan kelompok rentan.

Harapan para ibu dalam aksi ini adalah agar generasi muda, terutama mahasiswa, terus berjuang dan tidak patah semangat dalam menghadapi berbagai bentuk penindasan. Mereka menegaskan keterlibatan mereka dalam mendukung perjuangan mahasiswa sebagai bentuk komitmen untuk melindungi masa depan anak-anak bangsa.

Berusaha membangun masyarakat yang lebih adil dan beradab, para ibu berikrar untuk terus terlibat dalam advokasi dan mengawasi gerakan masyarakat sipil. Dengan begitu, mereka berharap dapat memastikan bahwa suara rakyat tetap didengar, dan hak asasi manusia dihormati di negara ini. Sebuah harapan yang menjangkau jauh ke depan, demi menciptakan lingkungan yang aman dan demokratis bagi generasi mendatang.

 

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER